6.500 Dokter Mogok, Operasi Pasien Kembali di Jadwal Ulang

- 20 Februari 2024, 22:37 WIB
Suasana di salah satu rumah sakit di Korea Selatan saat 6.500 orang dokter melakukan aksi mogok menuntut reformasi pelatihan medis.
Suasana di salah satu rumah sakit di Korea Selatan saat 6.500 orang dokter melakukan aksi mogok menuntut reformasi pelatihan medis. /Tangkapanlayar YouTube News18 Click/

GALAMEDIANEWS – Hampir 6.500 dokter Selasa 20 Februari 2024 mengajukan pengunduran diri dan 1.600 orang doter memilih berhentidi sejumlah rumah sakit Korea Selatan. Aksi protes dilakukan terhadap reformasi pelatihan medis mengakibatkan sejumlah tindakan operasi dibatalkan.

Kementerian Kesehatan mengataka bahwa hampir 6.500 dokter yang separuh dari angkatan kerja junior mengajukan pengunduran diri. Sudah 1.600 orang dokter yang mengundurkan atau berhenti bekerja sebagai protes terhadap reformasi pelatihan medis.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menegaskan pemerintahnya tidak akan mundur mengenai reformasi yang diperlukan, Dirinya menggambarkan sebagai langkah penting untuk mempersiapkan diri merawat populasi negara yang mengalami penuaan dini.

Reformasi pelatihan mulai tahun 2025  menyerukan peningkatan 65 persen dalam jumlah siswa yang diterima di sekolah kedokteran bertambah 2.000 orang per tahun. “Seoul telah berusaha meningkatkan pendaftaran sekolah kedokteran selama 30 tahun namun tidak membuahkan hasil,” kata Yoon Suk Yeol.

Baca Juga: Korea Utara Diduga Curi Bitcoin di Seluruh Dunia, Untuk Kembangkan Senjata Nuklir?

Dikatakan Yoon Suk Yeol, sebagaimana dikutip dari situs berita Arab News, Selasa 20 Februari 2024,  bahwa negara tersebut berada pada titik di mana tidak dapat menahan kegagalan lagi. “Peningkatan ini jauh dari jumlah yang diperlukan untuk mempersiapkan masa depan bangsa kita,” kata Yoon Suk Yeol.

Pemerintah telah memerintahkan para dokter kembali bekerja, dan polisi telah memperingatkan akan adanya penangkapan bagi para penghasut penghentian pekerjaan tersebut. Hukum Korea Selatan membatasi kemampuan staf medis untuk melakukan mogok kerja.

Wakil Menteri Kesehatan Kedua Park Min-soo mengatakan kepada wartawan bahwa pemogokan tersebut telah mengakibatkan pembatalan operasi dan gangguan pada layanan medis.

Prioritas utama pemerintah menurut Park Min-soo, adalah mempertahankan layanan darurat medis dan pengobatan untuk kasus-kasus serius di rumah sakit-rumah sakit besar. “Untuk menghindari situasi di mana pasien dengan kondisi serius dilarang mengakses pengobatan, kata Park Min-soo.

Baca Juga: Pembeli di Korea Selatan Memburu Garam Sebelum Jepang Membuang Air Limbah Fukushima

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah