Sejarah Dunia 6 Maret 1930; Demonstrasi Pengangguran dan Rasial besar-besaran di Gedung Putih

- 6 Maret 2024, 13:34 WIB
 Harian The Washington Post menulis, unjuk rasa berjalan damai namun menegangkan setelah polisi melemparkan gas air mata dan kekerasan lain pada para pengunjuk rasa, 6 Maret 1930./Youtube Washington Spark
 Harian The Washington Post menulis, unjuk rasa berjalan damai namun menegangkan setelah polisi melemparkan gas air mata dan kekerasan lain pada para pengunjuk rasa, 6 Maret 1930./Youtube Washington Spark /

 

GALAMEDIANEWS - 6 Maret 1930, ribuan warga Amerika Serikat berkumpul di depan Gedung Putih membawa poster bertuliskan “We demand Jobs or Wages” (kami menuntut pekerjaan atau gaji) dan “Fight Against Police Brutality” (Lawan Kebrutalan Polisi).

Hari itu adalah awal dari ditetapkannya tanggal 6 Maret menjadi Hari Pengangguran Internasional. Demonstrasi besar-besaran pada awal tahun 1930 itu menjadi demonstrasi nasional pertama di Amerika Serikat dimana warga kulit putih dan kulit hitam bergandengan tangan menentang ketidakadilan rasial dan tingkat pengangguran yang tidak terkendali.

Dilansir dari laman Konsorsium Hak Sipil dan Sejarah Perburuhan Universitas Washington, protes ini menyusul akibat depresi hebat setelah jatuhnya pasar saham pada tahun 1929 dan mengakibatkan lonjakan jumlah pengangguran pada awal tahun 1930.

Baca Juga: Bayern Munchen mulai Kesengsem dengan Jeremie Frimpong

Keadaan ini memacu Partai Komunis untuk memimpin aksi pengorganisasian di sejumlah kota, disusul oleh Partai Sosialis dengan mengorganisir protes pengangguran di New York, Chicago, dan beberapa kota lainnya.

Kemudian gerakan-gerakan yang tidak terafiliasi muncul di lokasi lain, seperti Liga Pengangguran di Seattle, serta gerakan-gerakan lain yang menarik ribuan anggota secara swadaya mencari bantuan untuk mengatasi masalah tunawisma dan kelaparan di Los Angeles dan Oakland.

Puncaknya, pada 6 Maret1930, seluruh massa yang sudah terorganisir sebelumnya dimobilisasi untuk berkumpul dan meneriakan protes terhadap pemerintah soal pengangguran, tunawisma dan penggusuran yang menghilangkan pemukiman mereka.

Baca Juga: Siap-siap Galau Bareng di Konser LANY di Jakarta, Info Jadwal dan Link Tiket

Situasi demonstrasi saat itu seketika pula menjadi momen sejarah bagi warga Amerika Serikat dengan issue rasis tertinggi di dunia, ketika seorang gadis kulit putih berjalan bersama pria kulit berwarna selama 'piket', tulis reporter New York Times, melihat fenomena sosial yang dia temukan di lapangan.

“One of the placards carried by demonstrators urged social and economic equality for blacks and whites” (salah satu plakat yang dibawa oleh para demonstran mendesak kesetaraan sosial dan ekonomi bagi orang kulit hitam dan kulit putih) ungkapnya.

Sesaat setelah para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan, pemimpin Partai Komunis setempat William “Bert” Lawrence memanjat pagar Gedung Putih untuk mendahului kerumunan untuk memberikan pidato, namun seorang aparat terlihat menyamar menjadi warga sipil dan memukul Lawrence. Tidak terima akan perlakuan itu, Lawrence menyerang aparat itu dengan meninju wajahnya.

Baca Juga: 600 TPS di KBB Gendutkan Suara Caleg DPR RI Dapil Jabar 2 , Riszal Epani Bakal Siapkan Upaya Hukum

Tak ayal situasi menjadi semakin panas dan tegang sehingga kekerasan tak bisa dihindari. Sekira 1000 polisi berkuda kemudian bergerak menghentikan aksi mereka, dengan mengayunkan tongkat, blackjack, dan tangan kosong, mereka menyerbu ke dalam kerumunan mencegah para pendemo bergerak.

Selama lima belas menit polisi berusaha membubarkan kerumunan demonstran dengan gas air mata, senapan mesin ringan serta senjata anti huru hara, yang mereka sebut ‘longsoran salju’.

Imbas demonstrasi pengangguran ini, Mapping American Social Movements Project memetakan lebih dari 700 protes terjadi pada tahun 1930, 1931, dan 1932, hampir semuanya melibatkan Partai Komunis dengan mengangkat tinggi-tinggi poster “The Union of White and Negro Workers is What We Want!” (Persatuan Pekerja Kulit Putih dan Negro Yang Kami Inginkan!)***

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: depts.washington.edu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x