Ketua Panita FGD, Andri Andreans H mengatakan, salah satu tujuan utama dari FGD ini adalah menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya moderasi dalam beragama sebagai landasan untuk membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera.
"Melalui dialog terbuka dan konstruktif, diharapkan para peserta FGD dapat saling memahami dan menghargai perbedaan, serta bersama-sama mencari solusi atas tantangan yang dihadapi dalam konteks keberagaman agama," ujar Andreas.
Baca Juga: Polo, Salah Satu Pemain Srimulat Meninggal Dunia
Selain itu, Andreas menambahkan, penguatan moderasi beragama bisa menciptakan kerukunan berbangsa dan bernegara.
Ajaran Rasulullah
Sementara itu, salah satu pembicara dari perwakilan pemerintah, Kepala Kemenag Kab. Garut, Saepulloh, mengapresiasi jajaran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang telah menggelar kegiatan ini.
Saepulloh memuji Muhammadiyah yang saat ini secara berdemokrasi terus menjalankan landasan dalam moderasi beragama dengan akhlak sebagai kunci fundamental dalam beragama sesuai dengan anjuran Rasulullah Muhammad SAW.
"Di Islam keberadaan akhlak tumbuh dalam lima poin, yakni pendidikan formal serta informal melalui pendidikan yang mencakup akhlak dari lingkungan keluarga hingga cakupan yang lebih bermasyarakat," tuturnya.
Sehingga, ujar dia, adanya disparitas dapat menjadi tantangan dalam menumbuhkan akhlak untuk membangun pondasi fundamental dalam beragama yang ditopang melalui pendidikan utama dalam lingkup keluarga.
"Setelah benteng dalam lingkup keluarga dengan tiga poin utama lainnya tawasuh, tawaju dan tasamuh untuk menjalankan kehidupan dalam moderasi beragama yang nantinya akan menciptakan nilai-nilai yang dipadukan dengan akhlak yang baik," terang Saepulloh.
Baca Juga: Mendekati Realisasi: Purwakarta Jadi Lokasi Simulasi Makan Siang Gratis