Selain itu, Saefulloh menyebutkan, di tengah berjalannya moderasi beragama, terdapat ruang kosong yang perlu juga untuk diperhatikan. Hal tersebut tertuang dalam pendidikan lingkungan melalui tiga landasan.
Pertama, seluruh insan diperlukan menanamkan nilai-nilai kesabaran untuk bertindak dalam melaksanakan setiap implementasikan akhlak santun dalam bermasyarakat.
"Kedua, kita sebagai makhluknya perlu juga untuk menjalankan nilai-nilai keikhlasan dalam beragama yang mana di Indonesia dikenal dengan keberagaman serta kemajemukannnya," katanya.
Ketiga, tidak kalah pentinganya dengan adanya penerapan nilai-nilai bersyukur dalam menjalankan kehidupan sebagai umatnya dimana saat ini merupakan fase-fase dalam kehidupan duniawi untuk menguji dan menilai kepantasan kita untuk mendapatkan imbalan di akhirat nantinya.
"Hal tersebut sering menjadi momok kita sebagai manusia yang lalai dan terlena dalam menjalankan kehidupan di dunia," kata Saepulloh.
Selain, lanjut dia, perlu juga meningkatkan penerapannya melaui enqm sistem utama yang sejalan dengan moderasi beragama yakni teoritis beragama, logis beragama, etis beragama, fisiologis beragama, estetika beragama, dan teleonis beragama.***