Heboh Moderasi Beragama Disebut Sekuler, Henry Subiakto: Itu Tudingan Keji pada Ulama-ulama Moderat

- 27 Januari 2022, 10:36 WIB
Henry Subiakto. //Twitter.com/@henrysubiakto./
Henry Subiakto. //Twitter.com/@henrysubiakto./ /

GALAMEDIA - Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika, Profesor Henry Subiakto menanggapi video berisi pernyataan terkait moderasi beragama.

Henry tak sepakat jika moderasi beragama dianggap sekulerisme untuk menutupi penjajahan kapitalisme.

Menurutnya, tudingan tersebut sangat keji. Terlebih yang dituding adalah mayoritas umat Islam dan ulama-ulama moderat di Tanah Air.

Baca Juga: Sosok DJ Indah Cleo yang Kini Misterius Usai Bentrokan Maut di Sorong

Hal itu diungkapkan Henry yang juga mengunggah video dimaksud.

"Tidak setuju IKN itu boleh. Nganalisis Oligarki & kapitalisme juga OK," cuitnya di akun Twitter miliknya, yang dikutip Galamedia, Kamis 27 Januari 2022.

"Tapi nuding moderasi beragama itu sekuler & hanya untuk menutupi penjajahan kapitalisme, itu tudingan keji pada mayoritas Islam & ulama-ulama moderat," sambungnya.

Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) itu kemudian menyoroti hal lain dalam video tersebut.

Baca Juga: Polisi Sita 1 Kg Sabu-sabu dari Tiga Orang Pengedar di Kendari

Ia tampak geram lantaran seorang pria dalam video tersebut tiba-tiba menyerukan untuk mengganti Pancasila dengan sistem syariah Islam.

Henry meyakini pria dalam video tersebut, hanyalah sekumpulan orang-orang frustrasi yang anti-Pancasila dan anti-NKRI.

"Kemudian ngajak ganti sistem, ini suara frustasi yang anti Pancasila & anti NKRI," tegasnya.

Seperti diketahui, dalam video tersebut, tampak seorang pria berkaca mata membahas soal  oligarki yang menguasai pemerintah dan IKN.

Baca Juga: Mantan Presiden Soeharto Wafat 14 Tahun Lalu, Mbak Tutut Ungkap Momen Mengharukan

Setelah itu, ia menyinggung soal moderasi beragama yang dianggapnya sekuler lantaran bertujuan menutupi penjajahan kapitalisme.

"Kenapa saat ini ada moderasi beragama? Itu karena sebenarnya untuk menutupi kapitalisme oligarki," ujar pria tersebut.

Kemudian ia menyerukan untuk mengganti sistem dan rezim, karena tidak percaya Pancasila masih berjalan di Indonesia.

Menurutnya, sistem yang dijalankan pemerintah saat ini bukan Pancasila, melainkan kapitalisme. Ia pun menyerukan untuk menggantinya dengan sistem syariah Islam.

Baca Juga: Mantan Presiden Soeharto Wafat 14 Tahun Lalu, Mbak Tutut Ungkap Momen Mengharukan

"Ganti Rezim ganti Sistem, sekali lagi saya tegaskan ganti rezim ganti sistem," tegasnya.

"Saya Aktivis 98 yang senang syariah, saya tawarkan ganti syariah Islam untuk negeri ini agar lebih baik lagi," katanya, disertai teriakan takbir orang-orang di belakangnya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x