Viral Video Tiktok Gempa Megathrust Lumpuhkan Jakarta, BMKG Beri Bantahan

- 17 Maret 2024, 12:20 WIB
Viral video tiktok gempa megathrust lumpuhkan Jakarta, BMKG beri bantahan /Tangkapan layar gambar kepala BMKG Dwikorita Karnawati/setkab.go.id/
Viral video tiktok gempa megathrust lumpuhkan Jakarta, BMKG beri bantahan /Tangkapan layar gambar kepala BMKG Dwikorita Karnawati/setkab.go.id/ /

GALAMEDIANEWS – Video viral pada media sosial Tiktok tentang Kota Jakarta, mengalami kelumpuhan akibat gempa megathrust. Telah membuat kegaduhan di masyarakat, akhirnya Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati berikan bantahannya. Bahwa video tersebut dipotong oleh orang yang tidak bertanggung jawab, sehingga timbul pemaknaan yang berbeda dan membuat keresahan.

Akhirnya dengan adanya video viral tersebut yang tidak dapat dipertanggungjawabkan maka BMKG pada hari Sabtu, 16 Maret 2024 memberikan penjelasan. Dwikorita menjelaskan bahwa video tersebut diambil saat kegiatan, rapat dengar pendapat Komisi V pada hari Kamis, 14 Maret 2024 di Senayan Jakarta. Video Tiktok viral tersebut diambil saat Dwikorita menjelaskan, perlunya pembangunan Gedung Operasional Dini Tsunami di Bali.

"Itu adalah rekaman saat rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR-RI pada hari Kamis tgl 14 Maret 2024 di Senayan Jakarta. Saya tengah memberi penjelasan kepada anggota dewan mengenai alasan perlunya pembangunan Gedung Operasional Peringatan Dini Tsunami (Indonesia Tsunami Early Warning System - InaTEWS) di Bali," ujar Dwikorita.

Baca Juga: BMKG Ungkap terdapat Sesar Sumedang sejauh 2,5 kilometer

Lumpuh yang dimaksud adalah bukan makna lumpuhnya Jakarta, tetapi adalah terputusnya jaringan komunikasi. Rusaknya infrastruktur komunikasi Base Transceiver Station (BTS) akibat gempa Megathrust. Dengan melihat potensi tersebut maka pihak BMKG, mengusulkan untuk membangun Gedung Operasional Peringatan Dini Tsunami di Bali sebagai cadangan, meskipun sudah ada di Jakarta.

Dengan keberadaan gedung tersebut di Bali, adalah bagian dari mitigasi dan manajemen risiko dalam kondisi gawat darurat. Apabila sewaktu-waktu gedung yang di Jakarta mengalami kelumpuhan akibat gempa megathrust. Hal tersebut didasarkan pada skenario terburuk jika gempa terjadi, di lepas pantai Samudera Hindia pada jarak kurang lebih 250 kilometer dari tepi pantai.

Dalam skenarionya tersebut gempa megathrust berkekuatan M 8,7 diperkirakan, dapat melumpuhkan operasional InaTEWS BMKG di Jakarta. Lumpuh karena terputusnya hubungan komunikasi, atau robohnya gedung karena tidak dirancang untuk tahan gempa dan likuifaksi.

"Maka sebagai upaya Manajemen Risiko demi keberlanjutan operasional sistem Peringatan Dini, Gedung Operasional InaTEWS yang lama perlu dibangun kembali dengan standar bangunan tahan gempa dan tahan likuifaksi. Bangunan yang saat ini ditempati merupakan bekas Gedung Bandara Kemayoran yang dibangun di tahun 1980 an," ujarnya.

"Sementara Gedung Operasional Cadangan yang ada di Denpasar perlu disiapkan dengan desain khusus Tahan Gempa. Gedung di Bali sebagai backup jika sewaktu-waktu InaTEWS yang di Jakarta benar-benar mengalami kelumpuhan," tambahnya.

Halaman:

Editor: Feby Syarifah

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x