Ingin Kumpul Keluarga Lagi Saat di Akhirat dan Masuk Surga, Begini Amalan Kebaikan yang Harus Dikerjakan?

- 30 Maret 2024, 11:15 WIB
Ilustrasi keluarga bahagia. Berkumpul bersama keluarga di akhirat kelak menjadi impian banyak orang.
Ilustrasi keluarga bahagia. Berkumpul bersama keluarga di akhirat kelak menjadi impian banyak orang. /pexel @Monstera Production/
GALAMEDIANEWS – Anda ingin kumpul keluarga lagi di akhirat dan tak ingin terpisahkan. Setiap keluarga pasti menginginkannya untuk masuk ke surga secara bersama – sama.

Dengan cara beribadah dan memperbanyak pahala, melakukan amal kebaikan, saling mengingat untuk berbuat kebajikan dan tidak melupakan Allah tentunya hal ini mudah untuk mendapatkannya.

Itulah sebabnya jangan sampai memutus tali silahturahmi yang sudah terjaga erat dan mendekatkan diri kepada Allah. Keluarga bukan hanya sekedar ikatan darah tapi juga ikatan keimanan dan ketakwaan untuk saling memperkuatnya dengan ketakwaan.
 
Baca Juga: Cara Berbakti Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal, Tenang di Dunia Tenang di Akhirat

Dilansir dari YouTube YouTube Khalid Basalamah Official pada Sabtu, 30 Maret 2024. Melakukan amal kebaikan seperti sedekah, bakti sosial, dan berbagai bentuk ibadah yang dilakukan bersama sebagai keluarga akan membawa berkah. Melakukan ibadah bersama seperti shalat berjaamah juga bisa dilakukan.

“Allah telah memberikan kebaikan pada anak karena berkah amalan orang tua. Dan Allah juga memberikan kebaikan pada orang tua karena berkah doanya anak.

Allah berfirman

وَٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّبَعَتۡهُمۡ ذُرِّیَّتُهُم بِإِیمَـٰنٍ أَلۡحَقۡنَا بِهِمۡ ذُرِّیَّتَهُمۡ وَمَاۤ أَلَتۡنَـٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن شَیۡ  كُلُّ ٱمۡرِىِٕۭ بِمَا كَسَبَ رَهِی
‘Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang juga mengikuti mereka dalam keimanan, Kami  akan pertemukan mereka dengan anak cucu mereka di dalam surga, dan Kami juga tiada mengurangi sedikit pun pahala amal kebajikan mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.‘ (QS. At-Thur: 21).

Ibnu Katsir Rahimahullah berkata, ‘Allah ITU mengabarkan tentang kebaikan, kemuliaan, pemberian, dan kelembutan-Nya pada makhluk-Nya. Yaitu, bahwa orang-orang beriman, jika anak cucunya nanti mengikuti mereka dalam keimanan, Allah akan mempertemukan mereka kembali dalam satu kedudukan. Walaupun kedudukan tersebut tidak dicapai oleh anak cucunya. Sehingga orang tua ini juga akan merasa bahagia dengan kehadiran anak cucunya bersama mereka di surga.
 
Baca Juga: Kumpulan Doa Memohon Keselamatan bagi Keluarga, di Dunia dan Akhirat

Allah akan mengumpulkan setiap keluarga beriman dengan penampilan yang baik, mengangkat kekurangan amal anak dan cucu untuk menjadikan amal sempurna tanpa mengurangi sedikitpun amal dan kedudukan orangtua, mereka akan berada dalam derajat yang sama.

Allah berfirman, “Kami akan pertemukan mereka dengan anak cucu mereka di dalam surga, dan Kami tiada akan lagi mengurangi sedikit pun pahala amal kebajikan  mereka. Ini bentuk kebaikan Allah pada sang anak karena keberkahan amalan orang tua.”

Orangtua bisa terus melakukan amal dan kebaikan, sedangkan anak bis mewujudkan kemuliaan dengan memperbanyak doa dan meminta ampun untuk orangtuanya.

“Adapun kebaikan Allah ini pada orang tua, adalah karena keberkahan amalan anak.

Dalam hadits Imam Ahmad, Rasullah bersabda:

إن الله ليرفع الدرجة للعبد الصالح في الجنة فيقول : يا رب ، أنى لي هذه ؟ فيقول : باستغفار ولدك لك “
“Sesungguhnya Allah itu benar-benar mengangkat derajat seorang hamba yang saleh di surga. Sang hamba ini pun berkata, ‘Ya Rabb, bagaimana juga bisa setinggi ini?’ Allah berfirman, ‘Karena permohonan ampun anakmu untukmu.'”

Dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث : صدقة جارية ، أو علم ينتفع به ، أو ولد صالح يدعو له

‘Jika seorang anak Adam telah wafat, terputuslah amalannya, kecuali 3 hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.’
 
Baca Juga: Subhanallah, Inilah Fadhilah Puasa Ramadhan Hari ke-15: Allah akan Mengabulkan seluruh Keinginan Dunia Akhirat

Namun, apabila orangtua wafat dalam keadaan musyrik, maka dilarang untuk mendoakan kebahagiaan akhirat seperti meminta ampunan, rahmat, dilapangkan kubur, sebagaimana Allah berfirman:

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَن يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَىٰ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ

“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman untuk memintakan ampun kepada Allah bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabatnya, sudah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu juga adalah penghuni neraka jahanam.” (QS. At-Taubah: 113)

Syekh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah berkata dalam tafsirnya tentang ayat ini, “Sesungguhnya  mereka telah memintakan ampun untuk mereka dalam kondisi seperti ini adalah kesalahan dan tak bermanfaat. Hal seperti ini tak layak untuk dilakukan oleh Nabi dan orang beriman. Karena, jika mereka mati dalam keadaan musyrik atau diketahui mati dalam keadaan berbuat kesyirikan, maka telah dipastikan juga azab bagi mereka dan mereka mesti kekal di neraka. Tidak bermanfaat syafaat siapa pun dan permohonan ampun dari siapa pun untuk mereka.”(Tafsir As-Sa’di)

Hanya saja, saat mereka masih hidup maka masih bisa mendoakan agar mendapatkan hidayah dan melakukan kebaikan serta memperbanyak ibadah. Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu berkata,

كَانَ الْيَهُودُ يَتَعَاطَسُونَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْجُونَ أَنْ يَقُولَ لَهُمْ يَرْحَمُكُم اللَّهُ، فَيَقُولُ: يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ

“Dahulu juga kaum Yahudi biasa berpura-pura bersin di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka berharap beliau mau mendoakan mereka, ‘yarhamukallah (semoga Allah akan merahmati kalian).’ Namun, Rasulullah hanya mengatakan, ‘yahdikumullah wa yushlihu balakum’ (semoga Allah memberi hidayah kepada kalian, dan juga memperbaiki keadaan kalian).” (HR. Tirmidzi)
 
Baca Juga: Ini Dua Surat Alquran yang Jadi Penolong di Akhirat dan Teman di Surga, Kata Ustadz Adi Hidayat

Uqbah bin Amir Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu sempat bertemu dengan seseorang yang penampilannya seperti seorang muslim, orang itu mengucapkan salam. Uqbah pun membalas salamnya, ‘Wa’alaikassalam warahmatullah wabarakatuh.’

Ternyata orang itu merupakan orang Nasrani, ia mengetahuinya dari anak kecil, Uqbah berbalik dan mengejar orang itu dan mengucapkan:

إن رحمة الله وبركاته على المؤمنين، لكن أطال الله حياتك، وأكثر مالك، وولدك
“Sesungguhnya rahmat dan keberkahan Allah itu untuk orang beriman. Namun, semoga Allah juga memanjangkan umurmu dan memperbanyak harta dan anak-anakmu.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad, dihasankan oleh Al-Albani). Wallahu a’lam.

Begitulah amal kebaikan yang bisa dilakukan agar bisa berkumpul lagi di akhirat.***

Editor: Heriyanto Retno

Sumber: YouTube Khalid Basalamah Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x