Jokowi Bilang Jangan Sok-sokan Melockdown, Pakar: Kurang Harmonis Pemerintah Pusat dan Daerah

- 5 Oktober 2020, 09:18 WIB
Presiden Jokowi(Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi(Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden) /

GALAMEDIA - Pakar politik dari Universitas Indonesia (UI), DR Ade Reza Hariyadi, menyebut pernyataan Presiden Jokowi jangan sok-sokan me-lockdown, memperlihatkan ketidakharmonisan antara pemerintah pusat dan daerah.

"Kemungkinan (statement Jokowi, red) karena kurang harmonis antara kebijakan di tingkat pusat dan di daerah," kata Pakar politik dari Universitas Indonesia (UI), DR Ade Reza Hariyadi seperti dilansirkan rri.co.id, Senin, 5 September 2020.

Menurut Ade, sejak awal munculnya Covid-19 di Indonesia, memang terlihat langkah yang dibuat pusat sering tidak sejalan dengan pemerintah di daerah, baik provinsi dan kabupaten kota.

Baca Juga: Sebaiknya Dijauhi, Perbuatan-Perbuatan Ini Bisa Menghalangi Terkabulnya Doa Anda

"Pemerintah terlalu banyak bereksperimentasi dan berspekulasi. Sejak awal sering kali ada perbedaan yang terekspos ke publik tentang langkah-langkah yang akan ditempuh oleh pemerintah," ujarnya..

Diketahui, melalui video di akun Youtube Sekretariat Presiden pada Sabtu, 3 Oktober 2020 malam, Presiden Jokowi mengingatkan pemerintah daerah untuk tidak sok-sokan dalam mengambil kebijakan.

Dia tidak ingin pemerintah daerah mengambil langkah ekstrem dengan memberlakukan lockdown yang akan mematikan ekonomi warga.

Baca Juga: Perlukah Kita Mengeluh Saat Ditimpa Masalah atau Musibah?

"Tidak perlu sok-sokan akan me-lockdown provinsi, me-lockdown kota, atau me-lockdown kabupaten, karena akan mengorbankan kehidupan masyarakat," tegasnya.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x