Kabar Gembira! Satgas Covid-19 Nyatakan Vaksin asal China Aman

- 7 Oktober 2020, 17:55 WIB
Sinergitas Sinovac Biotech - Bio Farma sudah masuk tahap transfer teknologi untuk vaksin Covid-19.
Sinergitas Sinovac Biotech - Bio Farma sudah masuk tahap transfer teknologi untuk vaksin Covid-19. /ANTARA


GALAMEDIA - Juru Bicara sekaligus Ketua Tim Pakar Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito menyatakan hingga saat ini tak ada laporan negatif terkait dengan uji klinis tahap tiga vaksin asal China, Sinovac yang dikembangkan oleh Biofarma.

"Tidak ada efek laporan dalam uji klinis, dan peran utama pemerintah Indonesia adalah memastikan ketersediaan vaksin bagi warga negara Indonesia untuk mencapai kekebalan," ujarnya saat konferensi dengan media secara virtual di Jakarta, Rabu 7 Oktober 2020.

Menurutnya, saat ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terus melakukan pemantauan terhadap uji klinis vaksin Sinovac. Di mana tercatat ada lebih dari 1.600 relawan yang terlibat dalam uji klinis yang dilakukan di Bandung.

Dia juga menambahkan, Indonesia akan tetap selektif dalam memilih vaksin termasuk Sinopharm dan perusahaan farmasi lain.

Baca Juga: Amerika Serikat Kebakaran Jenggot, Tak Takut Ancaman Donald Trump Rusia Bakal Jual Rudal ke Iran

Hal ini untuk memastikan vaksin yang masuk ke indonesia sudah terbukti aman, yang tercermin dalam data dan hasil penelitian.

"Sejalan dengan itu, kerja sama multilateral pemerintah Indonesia juga turut serta dalam pengembangan vaksin dalam negeri, seperti pengembangan vaksin merah putih oleh Lembaga Eijkman dan Kementerian Riset dan teknologi," ujarnya.

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19, Prof Kusnadi Rusmil, mengatakan pihaknya sudah melakukan suntikan pertama pada 1.320 relawan dan suntikan kedua pada 660 relawan.

Baca Juga: Xi Jinping dari China Bisa Selamatkan 100.000 Nyawa Karena Tutupi 'Membolehkan Covid-19 Menyebar'

"Nampaknya seluruh penyuntikan akan selesai pada pekan depan. Tinggal diikuti selama 6 bulan," ujarnya.

Kusnandi Rusmil mengungkapkan dalam uji klinis fase tiga ini perhatiannya adalah keamanan, efektivitas dan efisiensi. Keamanan dalam memantau reaksi lokal, apakah ada bengkak, merah-merah di kulit dan lain. Satu lagi reaksi sistemik, seperti apakah relawan mengalami nyeri, badan panas dan lainnya.

Kusnandi Rusmil menambahkan uji klinis diharapkan selesai pada akhir tahun dan bisa dipakai mulai Maret 2021. Vaksin ini akan diutamakan bagi petugas kesehatan, para pekerja, anak-anak dan pekerja produktif lainnya agar ekonomi kembali berlanjut.

Baca Juga: Heboh Kekayaan Gatot Numantyo dari Kijang Super 1996 hingga Rumah Mewah Senilai Rp112 Miliar

"Vaksin Sinovac juga sedang diuji juga di Brasil, India, Bangladesh, dan Turki. Nanti dilihat bagaimana hasilnya di negara lain. Kalau vaksin ini mau dijual secara bebas, itu harus sama hasilnya. Setelahnya izin dari WHO. Bila WHO bilang bagus, itu bisa dijual secara global," tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x