Injak-injak Erdogan, Jaksa Turki Luncurkan Penyelidikan Pejabat Eksekutif Charlie Hebdo

- 29 Oktober 2020, 08:03 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. /Insagram.com/@rterdogan

GALAMEDIA - Media satire Prancis Charlie Hebdo terus berbuat onar. Setelah mempublikasikan kembali karikatur yang disebut Nabi Muhammad SAW, selanjutnya majalah mingguan tersebut membuat kartun mengolok-olok Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Di Twitter, kartun itu diterbitkan pagi dini hari, Rabu 28 Oktober 2020. Karikatur itu menggambarkan kartun Erdogan menggenggam bir dan mengangkat rok seorang wanita.
 
Terkait hal itu, melansir Reuters, jaksa Turki juga telah meluncurkan penyelidikan terhadap para pejabat eksekutif Charlie Hebdo. Direktorat Komunikasi Turki memastikan langkah tegas akan diambil.

"Rakyat kita seharusnya tidak perlu ragu bahwa seluruh langkah hukum dan diplomatik yang diperlakukan akan diambil untuk melawan karikatur tersebut," kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan, dikutip Kamis 29 Oktober 2020.

"Pertempuran kita melawan tindakan yang kasar, bermaksud jahat dan menghina ini akan berlanjut sampai akhir dengan penuh tekad," tambahnya.

Baca Juga: Mata Najwa Ekspos Video Aksi Pembakaran di Sarinah: Orang-orangnya Harus Dicari dan Ditangkap!

Charlie Hebdo membuat kontroversi saat pertama kali mempublikasikan karikatur yang disebutnya Nabi Muhammad di 2015.

Dalam Islam, penggambaran nabi adalah hal dilarang karena dikhawatirkan akan terjadi penistaan.

Situasi menjadi pelik karena penyerangan yang terjadi di Januari 2015 ke kantor tersebut dan menewaskan 12 orang.

Dalam sidang pelaku pembantaian yang berlangsung beberapa pekan kemarin, media ini kembali memuat gambar tersebut sebagai ekspresi 'tak akan menyerah pada kebebasan'.

Pada pertengahan Oktober ini, pembunuhan terjadi ke seorang guru yang menunjukkan gambar karikatur nabi tersebut di kelas di Paris. Macron menyebut sang guru 'dibunuh karena kaum Islamis menginginkan masa depan kita'.

Komentar Macron membuat sejumlah negara bereaksi, terutama negara mayoritas Muslim.
"Penduduk di negara Barat perlu paham bahwa Rasul Islam itu dicintai oleh Muslim di seluruh dunia. Menghina Rasul sama saja dengan menghina para Muslim di seluruh dunia," kata Presiden Iran Hassan Rouhani.

Baca Juga: Ini Arti dan Makna Asmaul Al Ba’its, Asy Syahid, dan Al Haq, Yuk Pahami dan Amalkan

Sementara itu, media ini juga sempat menampilkan sejumlah tokoh lain di medianya. Pada 2016 misalnya muncul kartun Presiden AS Donald Trump menyeringai dengan jas hitam memegangi seorang wanita dan berkata ingin membeli tombol nuklir.

Kartun juga pernah mengolok Presiden AS Barack Obama. Ia dibuat melarikan diri dari hujan peluru polisi dengan judul 'Obama: Warga negara biasa sekali lagi'.

Macron juga pernah jadi sasaran. Karena istrinya yang 24 tahun lebih tua bahkan dianggap misoginis.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x