Pengamat Politik Unjani Sebut Debat Capres Pemilu 2024 Hanya Seremonial Bukan Kebutuhan Rakyat

- 13 Desember 2023, 20:55 WIB
Debat Capres 2024 menurut Pengamat Politik Unjani.
Debat Capres 2024 menurut Pengamat Politik Unjani. /Screenshot/YouTube KPU RI

 

GALAMEDIANEWS - Pengamat Politik dan Pemerintahan dari Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI), Wawan Gunawan menilai bahwa Debat Calon Presiden (Capres) Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dianggap hanya sebatas seremonial 5 tahunan.

Menurutnya, debat Pemilu 2024 hanya menjadi kebutuhan kampanye, bukan mendasar pada kebutuhan rakyat Indonesia.

"Apa arti debat Capres bagi rakyat Indonesia? Bagi rakyat pendukung calon? Bagi penonton? Itu tiga hal yang berbeda. ditambah lagi implikasi positifnya bagi demokrasi apa?" ujar Pengamat Politik dan Pemerintahan Unjani, Wagoen sapaan akrab Wawan Gunawan saat dihubungi pada Rabu, 13 Desember 2023.

Baca Juga: Jabar Perkuat Kerja Sama dengan Inggris, Salah Satunya Bidang Pelayanan Publik

Menurut Wagoen, Debat Capres hanya wacana mempertengkarkan pikiran. Pasalnya, Pikirannya cemerlang belum tentu tindakannya cemerlang.

"Pikiran bagus belum tentu dapat diimplementasikan. Dan apa untungnya debat bagi rakyat Indonesia? Semua itu hanya formal seremonial dari apa yang disebut demokrasi prosedural," ucapnya.

Selain itu, Wagoen menyampaikan, adanya debat Capres hanya untuk mengisi tahapan kampanye yang tidak memberi banyak keuntungan bagi rakyat. Namun, menjadi keuntungan besar bagi para peserta Pemilu untuk pencitraan diri.

Baca Juga: Seru Banget! 3 Tempat Wisata Instagramable di Malang untuk Mengisi Libur Natal dan Tahun Baru 2024

"Debat Capres sekadar tahapan kampanye, tidak ada data valid genuin hasil survey yang menunjukan bahwa debat itu adalah kebutuhan rakyat," tuturnya.

Secara fundamental, Wagoen mengungkapkan, KPU sebagai pelaksana teknis pemilu harus benar-benar bersikap netral. Sebab, rakyat harus tercerdaskan dalam kaitannya dengan Pilpres 2024.

Selanjutnya, kata Wagoen, KPU hanya bisa sosialisasi pentingnya Pemilu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (Luber Jurdil) serta bertanggung jawab mencerdaskan rakyat pemilih utamanya. Karena hal itu merupakan tanggung jawab setiap partai politik (Parpol).

Baca Juga: Kenali 5 Penyebab Berkurangnya Nafsu Makan, Atasi Sebelum Berpengaruh pada Kesehatan

"Intinya edukasi dan literasi politik kepada masyarakat harus continue dikampanyeukan bukan hanya menjelang Pemilu saja," katanya.

Lebih lanjut, Wagoen menambahkan, debat Capres hanya kebutuhan dan bagian dari kampanye sementara, kebutuhan rakyat bukan hal seremonial seperti itu. Meskipun, debat dalam tahapan wajar sebagai kampanye.

"Jadi dalam pandangan saya, debat dan kampanye lainnya masuk dalam predikat wajar, tapi tidak esensial," ucapnya.

Baca Juga: RESMI! Jadwal Libur Sekolah Desember 2023 Provinsi Jawa-Bali Lengkap dengan Daftar Libur Tahun Baru 2024

Oleh karenanya, Wagoen menegaskan, banyaknya argumen luar biasa dari peserta debat Capres yang menjadi fenomena, bahwa politik merupakan dunia kemungkinan. Misalkan, selalu ada peserta pemilu yang bicara A namun pelaksanaannya B.

"Ini fenomena politik praktis, selalu tidak ada yang ajeg dalam politik, yang ajeg hanya kepentingan," katanya. ***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x