Petugas KPPS Mengaku Berat Layani Pemilih Penyandang Disabilitas

- 8 Februari 2024, 08:12 WIB
Ilustrasi bimbingan teknis petugas KPPS./Instagram @kpu_ri
Ilustrasi bimbingan teknis petugas KPPS./Instagram @kpu_ri /

GALAMEDIANEWS – Jelang pemilihan umum serentak tanggal 14 Februari 2024, ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kelurahan Cibaduyut Kidul Kota Bandung, akui kesulitan untuk layani pemilih penyandang disabilitas, yang datang langsung ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Kegiatan bimbingan teknis (bimtek) yang digelar di kantor Kelurahan Cibaduyut Kidul pada hari Minggu, 28 Januari 2024 dirasakan kurang mendetail membahas tentang pemilih penyandang disabilitas.

Adanya pemilih disabilitas yang akan menggunakan hak pilihnya, membuat ketua KPPS Riadi Asyari (30) kesulitan untuk melayani. Riadi menuturkan dalam bimtek yang telah dilaksanakan kemarin, hanya membahas bahwa penyandang disabilitas yang datang ke TPS, diharapkan didampingi oleh pihak keluarga atau orang yang dia percayanya.

Baca Juga: Jika Anies Baswedan Menang Pilpres, Tiktoker Ini Janji Minum Saus Exstra Pedas Satu Pabrik

Tidak adanya pembahasan mengenai teknis pelayanan, bilamana penyandang disabilitas tersebut datang mandiri, cara berinteraksi dan komunikasi, hingga tempat yang ramah untuk penyandang disabilitas tidak dibahas dalam kegiatan bimtek tersebut.

“Kegiatan bimtek kemarin menekankan bahwa penyandang disabilitas harus dilayani, diharapkan penyandang disabilitas di dampingi oleh keluarga atau orang yang dipercayanya, dalam hari pencoblosan nanti,” ucapnya.

“Saya belum tahu ada berapa penyandang disabilitas yang akan mencoblos di TPS saya, mungkin nanti sebelum hari pencoblosan, saat dibagikan surat undangan pencoblosan, saya himbau untuk membawa pendamping,” ujarnya menambahkan.

Lulusan Politeknik Piksi Ganesha ini mengungkapkan, akan sangat kesulitan bila ada penyandang disabilitas sensorik seperti tuli atau tuna rungu, datang tanpa adanya pendamping. Kesulitan berkomunikasi menjadi hal yang paling utama, tidak adanya petugas KPPS yang mampu berbahasa isyarat menjadi faktornya.

“Susah jika ada penyandang disabilitas tuna rungu yang datang sendirian, gimana cara komunikasinya ya, “ kata Riadi.

Bukan hanya cara berinteraksi dan komunikasi, Riadi Asyari memikirkan bagaimana baiknya infrastruktur KPPS nanti diadakan. Penyandang disabilitas yang menggunakan kursi roda tentunya, membutuhkan akses yang mudah dan leluasa untuk bermanuver. Adanya beda ketinggian berupa tangga dan akses yang sempit, menjadi hambatan bagi penyandang disabilitas tersebut.

Halaman:

Editor: Feby Syarifah

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x