Menumbuhkan Spirit untuk Terus Berkarya Melalui Pekan Seni Budaya Virtual Disbudpar Kota Bandung

29 November 2020, 23:44 WIB
Nenden Simbar Rahayu (kanan) /Nenden Simbar Rahayu/

ADA nuansa berbeda terkait pameran lukisan 25 pelukis yang diselenggarakan di Hotel Savoy Homann di Jalan Asia Afrika Kota Bandung.

Pasalnya, selain event ini digelar di tengah pandemi Covid-19, juga perhelatannya dilangsungkan di hotel yang memiliki keterkaitan emosional dan sejarah di Kota Bandung.
 
Yah, event yang dihelat pada Pekan Seni Budaya Virtual Disbudpar Kota Bandung ini, sejatinya menampilkan karya sejumlah pelukis yang sudah melanglangbuana melalui goresan tinta.

Tentu saja kita tak meragukan bagaimana eksistensi mereka untuk tetap bertahan dalam kondisi seperti apapun.
 
Bagi mereka, seni adalah kejujuran mengekspresikan warna, menuangkan emosi, membentuk keindahan, menggambarkan fenomena sosial, serta kebebasan berekspresi lainnya.
 
Karenanya, seni jangan pernah ditunggangi oleh ketidakjujuran, kepentingan pribadi, maupun sistem, yang hanya akan menodai karya itu sendiri, pun bahkan menodai profesi sebagai seniman.
 
Keteguhan prinsip dalam berseni lukis ini kiranya patut untuk dijadikan spirit dalam memperkokoh diri melalui kegiatan Pekan Seni Budaya Virtual pameran lukisan bersama 25 pelukis Bandung dengan mengangkat tema The Colours Full World Painting.

Baca Juga: Bima Arya Ngadu ke Satgas Covid-19 Soal Habib Rizieq dan RS UMMI
 
Pameran lukisan yang digelar sejak 27 November hingga 3 Desember 2020 ini, kiranya mampu menjadi tonggak sejarah kegiatan seni lukis untuk penyelenggaraan event-event selanjutnya.

Tentu saja tak hanya untuk Kota Bandung, namun harus lebih membahana lagi dalam event berskala nasional.
 
Apalagi event yang digelar kali ini dapat pula disebut sebagai upaya relaksasi kegiatan seni lukis setelah merebaknya pandemi Covid-19 yang meluluhlantakkan semua sektor, termasuk sektor seni dan budaya di Tanah Air.

 
Perlu diapresiasi

Nenden Simbar Rahayu (kiri).

Terlepas dari itu, upaya yang dilakukan Disbudpar Kota Bandung yang ikut mendukung perhelatan kegiatan Pekan Seni Budaya Virtual pameran lukisan bersama 25 pelukis Bandung ini, perlu pula mendapat apresiasi dalam rangka menumbuhkan spirit para pelukis untuk tetap berkarya di tengah pandemi Covid-19.
 
Kendati pameran yang diselenggarakan kali ini dengan cara dan konsep yang berbeda, namun setidaknya dengan ditampilkan secara virtual masih dapat dinikmati oleh audiens yang lebih luas, ini hal yang positif dalam upaya mengenalkan dan mempromosikan seni lukis di Kota Bandung.
 
Harapannya, melalui kegiatan yang dilaksanakan secara virtual ini tetap menjadi ruang apresiasi bagi para pelukis sambil menunggu pandemi Covid-19 bisa segera selesai, sehingga pameran secara non virtual di ruang publik bisa dilaksanakan lagi seperti sebelum masa pandemi.

Sudah semestinya, pelaksanaan kegiatan ini harus mendapat apresiasi dari semua pihak, terutama mereka yang merasa peduli terhadap keberlangsungan dan kehadiran seni lukis di Tanah Air.

Baca Juga: Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Ancam Lakukan Tindakan Tegas kepada Habib Rizieq

Seni lukis dan seni-seni lainnya harus difasilitasi dan diberi ruang untuk berkreasi setelah sekian lama terhenti karena pandemi Covid-19.

Ke depan, Disbudpar seharusnya bisa terus melakukan pembinaan terhadap pelaku-pelaku seni lukis terutama di kewilayahan, supaya bisa tetap tumbuh dan berkembang di Kota Bandung, mengingat kota yang terkenal dengan julukan Parisj van Java ini tidak memiliki sumber daya alam untuk dijadikan daya tarik wisata.

Sebab itu, hasil karya para pelukis ini bisa pula ditampilkan menjadi daya tarik wisata.

Intinya semua pihak harus memiliki persepsi yang sama, selain secara rutin melakukan pembinaan terhadap para pelukis, harus ada pula upaya lain yang harus didukung supaya seni lukis ini tetap bisa tumbuh dan terus berkembang dari waktu ke waktu.***

Penulis Nenden Simbar Rahayu adalah penikmat seni lukis yang tinggal di Kota Bandung.

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler