Pengelolaan Objek Wisata Menghadapi Libur Lebaran di Masa Pandemi

3 Mei 2021, 15:56 WIB
Foto penulis./dok.pribadi /

GALAMEDIA - Diferensiasi kebijakan penguncian wilayah transportasi menciptakan peluang mobilisasi massa ke sentra destinasi wisata yang

diijinkan. Menyikapi KEPMENHUB no.13/2021 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Idulfitri 1442 H/ Tahun 2021 menyiratkan peluang para vendor untuk menyerap kedatangan wisatawan domestik selama masa pergerakan mudik lokal dan lebaran idulfitri.

Momen libur lebaran kali ini telah dinanti para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mendulang peluang dengan kemungkinan terjadinya gelombang wisatawan ke objek daya tarik wisata (ODTW) favorit oleh masyarakat lokal dan seputaran wilayahnya.

Baca Juga: Larangan Mudik Lebaran, Disparbud Jabar Siapkan Strategi Cegah Klaster Pengunjung Wisata

Lebaran selalu identik dengan momentum para perantau yang pergi meninggalkan kampung halaman demi bekerja yang kembali ke kampung halaman untuk melepas rindu bersama sanak saudara.

Libur lebaran selain menjadi momen yang tepat untuk bersilaturahmi juga bisa menjadi kesempatan mencari 'katup pelepas' penatnya beban pekerjaan yang dilakukan setiap hari dengan mengunjungi beberapa tempat wisata menarik di wilayah kampung halamannya yang sayang jika dilewatkan begitu saja.

Berwisata, apa pun bentuk dan objeknya, menjadi suatu kebutuhan masyarakat. Ketika Covid-19 merebak, pemenuhan kebutuhan tersendat dan masyarakat mencari berbagai alternatif berwisata, meski ada juga yang memaksakan untuk traveling meski dalam situasi keterbatasan, hidup masih dalam kecemasan dan masih ragu mau bepergian.

Akhir-akhir ini aktivitas pariwisata secara perlahan sudah kembali tampak menggeliat sejalan dengan keberhasilan pemerintah menerapkan PPKM mikro yang cukup sukses menekan angka penularan covid-19 secara signifikan.

Baca Juga: Berwisata ke Bandung Barat Bisa Temukan Wisata Edukasi yang Menginspirasi di NuArt Sculpture Park

Untuk membangun optimisme dunia pariwisiata bisa bangkit sesuai rencana di tahun kedua pandemi ini membutuhkan kerjasama dari segenap pemangku kepentingan dalam sebuah kolaborasi kolosal.

Pada saat objek daya tarik wisata dibuka, maka sudah dipastikan akan terjadi konsentrasi kerumunan orang berwisata di daerahnya sendiri (biasanya sebagian ke luar kota) yang menjadi sasaran empuk Covid-19.

Kewaspadaan tetap harus diutamakan dan dikedepankan, mengingat adanya perubahan trend di sektor pariwisata, dimana sekarang bukan destinasi yang harus mampu memikat wisatawan untuk datang atau tidak, tetapi bagaimana kesiapan protokol kesehatan di lokasi wisata.

Komitmen stakeholder kepariwisataan adalah kunci utama yang akan menjadi bagian penting dari kekuatan dan pembeda dari objek daya tarik wisata dimasa pandemi dan pasca pandemi kedepan.

Baca Juga: Disparbud Kabupaten Bandung Genjot Promosi Kawasan Wisata Edukasi Sabilulungan dan Aplikasi Bandung EDUN

Sangat besar kemungkinan penularan dan peyebaran virus Covid-19, sehingga sangat penting dilakukan upaya paksa di ODTW untuk mewujudkan safe, healthy dan hygienic destination.

Wisatawan dapat memilih destinasi yang personalize, customize, dan localize yang ada di sekitar dengan memperhatikan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Memakai masker adalah kewajiban, sering mencuci tangan harus menjadi kebiasaan dan menjaga jarak merupakan suatu kelaziman. Tatanan normal baru ini bukanlah suatu pilihan melainkan suatu keniscayaan.

Bagaimana seharusnya protokol kesehatan dilakukan di ODTW, menjadi fokus penggiat wisata sekaligus sebagai promosi bagaimana model objek daya tarik wisatanya pasca pandemi nanti.

Agar wisatawan kembali berkunjung maka hal pertama yang harus dilakukan adalah meyakinkan wisatawan bahwa produk dan layanan wisatanya aman dari Covid-19.

Manajemen kepariwisataan di objek daya tarik wisata harus nampak, ada petugas yang senantiasa berkeliling dan mengingatkan pengunjung, menjaga "carrying capacity" (30-40%), tempat cuci tangan yang pantas dan lengkap, kalau di resto nampak alat makan dalam rendaman boiled water, dan lain-lain.

Baca Juga: Yuk! Berwisata ke Bandung Barat, Aman, Nyaman dan Temukan Pesona yang Berbeda

Semua yang dipegang, dilalui atau dilewati oleh wisatawan harus senantiasa rutin dibersihkan dan dipastikan selalu terlihat kasat mata oleh wisatawan untuk menunjukkan bahwa penggiat wisata dapat meyakinkan semua wisatawan bahwa ia berkomitmen penuh atas keselamatan wisatawan dari paparan Covid-19.

Hal ini sudah seharusnya dilakukan mengingat bisnis pariwisata "is a very detail bussines and total concept”.

Pemerintah kota/ provinsi dengan SKPD dan kementerian terkait senantiasa dituntut berbagi peran tanggungjawab untuk mengharmonisasikan dan mengoordinasikan protokol dan prosedur mitigasi risiko pengendalian kesehatan di sektor pariwisata demi memastikan penguatan kedisiplinan baik dari sisi kebersihan/Cleanliness, kesehatan/Healthiness), keamanan/Safety, maupun kepedulian lingkungan/ Environmental Sustainability (berbasis CHSE) sebagai top priority dalam pelaksanaan wisata di wilayahnya.

Diperlukan ketulusan hati semua pihak dalam membangun pariwisata selama libur lebaran di masa pandemi ini melalui keamanan, kenyamanan dan keselamatan masyarakat dan wisatawan.

Jika wisatawan, penggiat wisata dan pemangku kepentingan lalai dan acuh niscaya akan berujung bencana. Semua orang akan secara serempak menunjuk pariwisata biang keladinya. Protokol kesehatan mesti selalu diterapkan di destinasi wisata, agar berwisata dengan kehati-hatian menjadi kebiasaan dan peradaban.

Yudhi Koesworodjati
- Dosen Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan
- Pemerhati pariwisata

Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler