Ancangan ke Edupreneurship

13 Oktober 2021, 18:53 WIB
Foto pengirim./dok.pribadi /

GALAMEDIA - ... Setiap rutinitas adalah undangan untuk disrupsi dan setiap hierarki adalah undangan untuk revolusi... (Jeopardy, 2011)

Perubahan merupakan suatu konstanta. Apakah bergerak secara alamiah atau ilmiah, perubahan pasti terjadi dan setiap orang akan memasuki dunia perubahan itu.

Dalam model industri yang berbasis teknologi, terutama teknologi informasi, perubahan terasa lebih cepat dari apa yang diduga.

Hal ini terjadi karena adanya akselerasi transformasi proses digitalisasi yang mendorong industri untuk secepatnya menyesuaikan diri agar tetap terjaga kedayasaingannya.

Industri pendidikan memasuki perubahan dengan caranya sendiri. Setiap komponen yang berada di dalamnya harus mengikuti perubahan.

Jika bertahan dalam situasi yang lama, akan tertinggal. Ketertinggalan merupakan ancaman bagi masyarakat yang tidak bersedia mengikuti perubahan.

Baca Juga: Permukiman Baduy Terbakar! Puluhan Unit Rumah Dilalap Si Jago Merah

Pemerintah sebagai regulator industri akan berupaya memperlambat perubahan yang akan mendisrupsi manusia, tapi tidak mungkin menghentikannya.

Menghentikan perubahan justru yang paling dihindari karena memahami terjadinya pergeseran dari paradigma manajerial ekonomi ke kewirausahaan ekonomi.

Namun kewirausahaan ekonomi akan mengalami kemajuan progresif jika disertai dengan revolusi di sektor pendidikan dan psikologi industri.

Mekanisme digitalisasi mendorong perubahan rekayasa industri. Tujuannya adalah menciptakan kemampuan organisasi untuk menghasilkan produk pengetahuan yang dampaknya adalah meminimalisasi partisipasi manusia.

Tanpa adanya kesiapan untuk mengikuti perubahan, maka manusia akan menjadi spesies masa lalu. Digitalisasi akan menghilangkan berbagai jenis pekerjaan lama tapi juga menciptakan jenis pekerjaan baru.

Pengetahuan lama dan keterampilan lama tidak lagi dibutuhkan. Untuk mampu mengikuti sesuatu yang baru, pendidikan harus mengajarkan pengetahuan dan keterampilan baru agar lulusan memiliki kedayasaingan persona.

Baca Juga: Pusterad Tangkal Hoaks dengan Binter, M Nuh: Kredibilitas Informasi Sangat Penting

Edupreneur dan Technopreneur
Hilangnya keterampilan lama dan munculnya keterampilan baru menciptakan pengetahuan baru dan keterampilan baru yang relevan dibutuhkan oleh munculnya pekerjaan-pekerjaan baru.

Setiap orang yang belajar harus mempelajari keterampilan baru yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan baru.

Mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang lama akan membuat seseorang selalu tertinggal.

Kampus sebagai entitas penghasil Sarjana harus memberikan sesuatu keilmuan yang baru yang bisa membuat mahasiswa berpengetahuan dan berketerampilan memecahkan masalah pekerjaan di masa depan.

Setidaknya ketika mereka telah lulus menjadi sarjana kemudian bekerja atau berwirausaha.

Munculnya keterampilan-keterampilan baru yang diciptakan institusi pendidikan adalah suatu indikator adanya transformasi dan inovasi dalam industri jasa pendidikan.

Transformasi dan inovasi itu merupakan proses edupreneurship untuk menghasilkan lulusan yang memiliki nilai tambah keterampilan, dan menghindarkannya dari irelevansi dengan industri kesempatan kerja.

Baca Juga: Eksklusif Untuk Survivors 75+ Kode Redeem FF Free Fire 13 Oktober 2021: Klaim di Sini!

Kampus pendidikan yang menerapkan edupreneurship akan selalu mengantisipasi perubahan sebagai sumber peluang.

Pengetahuan yang disampaikan bukan hanya sekedar banyaknya informasi tapi kemampuan untuk memahami informasi sebagai sarana pengambilan keputusan mana yang penting dan mana yang tidak penting.

Keterampilan baru dapat menunjukan bagaimana industri pendidikan mengadopsi teknologi baru ke dalam perilaku traditional yang ditawarkan.

Hal ini akan menunjukan kemana kampus mengarah. Penggunaan teknologi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan sumber daya manusia.

Oleh sebab itu, harus ada inisiatif yang konsisten bagi lembaga pendidikan untuk mengadopsi integrasi edupreneurship dengan technopreneurship dalam proses layanan pembelajaran.

Baca Juga: Gunakan Baja Krakatau Steel, Presiden Jokowi Yakin Mobil Listrik Bertebaran di Indonesia 2-3 Tahun Ke Depan

Integrasi edupreneurship dengan technoprneurship akan mengendorse penciptaan keterampilan baru untuk mampu beradaptasi dengan jenis pekerjaan baru.

Keterampilan baru yang diciptakan dapat digunakan utuk meramalkan (forecast) kemana industri berjalan. Kemana lulusan diarahkan.

Kuncinya adalah kemampuan menciptakan manusia dengan bakat-bakat baru, memberikan pengetahuan dan keterampilan baru, dan menggunakan pendekatan manajemen baru.

Manusia yang relevan dengan situasi sosial ke masa depan adalah yang memiliki daya adaptasi tinggi terhadp perubahan yang didorong oleh digitalisasi.

Pengirim
Sadikun Citra Rusmana
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan

Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim.

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler