Peduli Kanker, Sayangi Diri Anda

24 Oktober 2020, 13:03 WIB
ilustrasi Kanker Payudara. /Apotek K-24

GALAMEDIA - "Tak perlu seseorang yang sempurna, cukup temukan orang yang selalu membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapa pun".

Kutipan yang diambil dari film Habibie & Ainun 3 tersebut masih bisa membuat penulis tersenyum manis tiap kali mendengarnya. Sudah 1 dekade lebih Ibu Hasri Ainun Habibie, atau yang lebih akrab kita kenal sebagai Ainun meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker ovarium.

Penderita kanker di Indonesia jumlahnya terbilang cukup banyak. Data dari Globocan tahun 2018, menyatakan ada sekitar 350 ribu kasus kanker baru di Indonesia, dengan angka kematian mencapai 200 ribu orang per tahun.

Baca Juga: Pagi Buta, Gus Nur Ditangkap Polisi Usai Diduga Menghina Nahdlatul Ulama

Lantas seperti apa sebenarnya penyakit kanker ini? Menurut WHO, kanker adalah pembelahan sel abnormal yang terbentuk karena adanya perubahan (mutasi) pada sel DNA yang terjadi amat sangat cepat.

Sel penyebab kanker ini dapat dimulai hampir pada seluruh organ tubuh, dan kemudian dapat menyerang organ atau bagian tubuh lainnya. Akhirnya, berujung pada kematian. Penderita kanker dapat merasakan beban fisik, emosional, dan finansial yang luar biasa berat.

Wawasan tentang penyakit kanker dan penyebabnya menjadi hal penting bagi kualitas hidup seseorang. Hal tersebut akan meningkatkan kesadaran seseorang untuk memiliki gaya hidup yang lebih sehat.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Klaster Pesantren di Garut Terus Membengkak

Inisiatif untuk melakukan pendeteksian dini terhadap penyakit kanker juga akan timbul. Pendeteksian dini dapat dilakukan dengan cara tes screening, tes pencitraan, dan tes darah lengkap.

Semakin dini kanker yang dideteksi, semakin baik prediksi perkembangan penyakit dari tanda dan gejala yang timbul, semakin besar pula kemungkinan penderita menang melawan penyakit kanker.

Pria maupun wanita, dalam semua rentang usia dapat berisiko terkena kanker. Penyebab kanker bisa bermacam-macam, dimulai dari genetik, riwayat keluarga yang menderita kanker, gaya hidup tidak sehat, jarang mengonsumsi makanan sehat dan berserat, serta jarang mengonsumsi vitamin.

Baca Juga: Kebakaran Besar Terjadi di Kelapa Gading, Seorang Warga Meninggal Dunia

Seringnya terpapar zat yang bersifat karsinogenik juga dapat berujung pada kanker.

Saat ini, untuk pengobatan kanker dilakukan berdasarkan kondisi pasien. Biasanya dokter perlu melakukan pemeriksaan (assesment) sesuai dengan kondisi kesehatan pasien, jenis kanker dan stadiumnya.

Ada beberapa metode pengobatan kanker yang saat ini sering diberikan pada penderita kanker seperti pembedahan (operasi), radioterapi, kemoterapi, terapi target, terapi hormone hingga pengobatan dengan pemberian immunoterapi.

Banyaknya metode pengobatan kanker yang diberikan berdasarkan dari kondisi dan tingkat keparahan pasien, menyebabkan pengobatan penyakit kanker butuh biaya yang tidak sedikit.

Baca Juga: Guru Perlu Berinovasi, Bukan Hanya Membebani Siswa dengan Setumpuk Tugas

Jika kanker diketahui lebih awal melalui deteksi dini mungkin biaya pengobatannya tidak banyak melalui program asuransi kesehatan.

Asuransi kesehatan bisa menjadi salah satu pilihan untuk antisipasi mahalnya biaya pengobatan penyakit kanker, dan tentu itu bergantung pada jenis produk yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi kesehatan.

Di Indonesia ada begitu pilihan untuk menggunakan asuransi kesehatan seperti BPJS, Prudential, AXA dan masih banyak perusahan yang bergerak dibidang tersebut.

Selain perencanaan lebih awal mengenai asuransi kesehatan, perlu upaya dalam hal mengatur pola makan dan pola hidup sehat.

Baca Juga: Demokrasi di Indonesia Sudah Kriminal, Rizal Ramli: Hanya Mengabdi untuk Bandar

Beberapa langkah yang perlu dilakukan seperti olahraga rutin 30 menit sehari, mengkonsumsi buah dan sayuran tinggi antioksidan, menghindari makanan-makanan yang berlemak, dan menjauhi alkohol.

Kemudian tidak merokok dan melakukan pemeriksaan dini untuk berbagai jenis kanker dapat meningkatkan peluang mengetahui lebih awal terhadap keberadaan kanker.***

Penulis :
Amrianto, Ainun Habibah, Thika Cahyati (Mahasiswa Magister Farmasi ITB, 2020).

Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim

Sumber
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cancer
- https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf
- Joshua D Schiffman, et al. Early detection of cancer: past, present, and future. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25993143/
- International Menopause Society. Mencegah Kanker Dengan Pola Hidup Sehat. (www.imsociety.org)
- Tim CancerHelps. 2010. Stop Kanker “Kanker Bukan Lagi Vonis Mati”. Jakarta : Agromedia Pustaka

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler