Bapak Ideologi Muhammadiyah Itu Menjadikan Puasa Sebagai 'Kanopi Diri'

- 20 April 2021, 11:00 WIB
Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si./dok.istimewa
Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si./dok.istimewa /

Menurut Haedar, setiap tahun kita berpuasa tidak cukup hanya sebagai ritual individu semata, tetapi puasa harus memancarkan diri kita yang menjadi uswah khasanah (teladan yang baik) dalam kehidupan.

Masih menurut Haedar, puasa sebagai ibadah mahdloh merupakan satu kewajiban yang rutin kita tunaikan. Puasa dalam membentuk pribadi taqwa, tentu tidak sekali jadi, maka setiap tahun berpuasa menurut ulama sebagai "olah jiwa tahunan " yang akan membentuk kita semakin baik, semakin bertaqwa.

"Saya mencoba meletakan puasa sebagai "kanopi", kata Haedar.

"Sekaligus sebagai teras rohani kita, agar dengan ketaqwaan yang terus kita bangun itu melahirkan diri kita yang bersih, suci lahir bathin, dalam makna puasa adalah proses revolusi rohani," lanjutnya.

Baca Juga: IPDN Siapkan Praja yang Bisa Mengimplementasikan Misi Kepala Daerah dan Strategi Penanganan Covid-19

Ketika puasa diproyeksikan sebagai "laalakum tattaquun"(agar kamu menjadi orang yang bertakwa) bagaimana sifat taqwa itu diperaktekan.

"Contohnya, apakah setelah puasa kita akan menjadi orang yang semakin dermawan, apakah kita akan menjadi orang yang sabar, tidak pemarah, kemudian menjadi pemaaf," terang Haedar mencontohkan.

Di dalam cuitanya juga, Haedar menulis bahwa puasa yang bisa membentuk kanopi diri, menjadi insan yang bersih lahir bathin adalah puasa yang berintegrasi bukan hanya menahan puasa dari makan minum dan pemenuhan kebutuhan biologis, tetapi juga menjadikan diri menjadi orang yang mempunyai kemampuan merawat dan menjaganya.

Penulis:
Anto Ramadhan

Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x