Smart Tourism dalam Pengembangan Wisata Alternatif

- 2 Agustus 2021, 18:32 WIB
Foto penulis./dok.pribadi
Foto penulis./dok.pribadi /

Dimasa pandemi ini, sajian destinasi dan atraksinya pun berubah, yang mampu menawarkan konsep nature, eco, wellness, adventure (NEWA) akan lebih diminati dan menjadi mainstream baru di industri pariwisata.

Di tahun 2021, inovasi-inovasi NEWA akan berkembang cepat untuk menangkap pergeseran preferensi wisatawan ini (temuan riset Inventure-Alvara, Juni 2021).

Kelihatannya bagi kota besar, seperti Kota Bandung, kemunculan model wisata minat khusus seperti itu (ecotourism) bukan destinasi utama mereka, dimana obyeknya banyak berada di sekitaran/ luar kota. Lebih cocok untuk sekitaran kota yang bukan city destination.

Namun, tentu Kota Bandung dapat "mencuri" kesempatan sebagai center distribution ke sekitaran Bandung, sambil menawarkan juga uniqueness yang ada.

Baca Juga: Jelang Pengumuman PPKM Kasus Covid-19 Merosot, Kota Bandung Minta Relaksasi: Masa PKL Boleh, Kafe Ga boleh

Wisata alternatif dapat dikembangkan oleh beberapa local agent atau local guide Kota Bandung dengan memanfaatkan pemasaran pintar (Smart Tourism) yang memungkinkan pegiat wisata mempertemukan travelers dengan local genius-nya, local content-nya atau local wisdom-nya dalam sebuah marketplace untuk memunculkan sebuah produk wisata authentics sebagai wisata alternatif dari mass tourism yang mungkin tidak didengar sebelumnya melalui searching di socialmedia.

Menurut Fairburn (2020) smart tourism didefinisikan sebagai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan pendekatan inovatif pengembangan dan peningkatan pariwisata.

Smart tourism memungkinkan kita mendapatkan data perilaku wisatawan yang besar (big data) yang kemudian dapat kita ekstrak, wisatawan tersebut maunya seperti apa.

Misalnya banyak orang yang posting naik sepeda ke pedesaan hingga mendominasi di media sosial. Dari situ kita olah dan analisis setiap titik sentuhnya, kapan mereka gowes, selama gowes mereka lebih tertarik selfie di mana, apa yang mereka inginkan saat mengkonsumsi makan pagi selama gowes di pedesaan, dan lain-lain, hingga dapat memberikan insight kepada kita dalam men-generate wisata apa yang yang lebih tepat dan menarik.

Sifat wisata alternatif yang small gorup atau individual, tidak dalam konteks jumlah yang banyak pada satu destinasi, memungkinkan untuk kita kembangkan.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x