Kondisi ini mengingatkan kita akan kejadian serupa yang pernah terjadi di Bali yang sudah sangat "maju" pariwisatanya, tapi ternyata ada satu desa yang jadi titik lemah yang akhirnya ditutup atau dicoret ASITA dari itienary, karena warga desanya suka memalak dan minta paksa uang kepada wisatawan.
Hal ini menguatkan kita bahwa mensinergikan antara sumber daya alam dan sumber daya manusia-nya menjadi kekuatan utama dalam membangun desa wisata dan pariwisata yang berbasis masyarakat dan berkelanjutan.
Pengirim:
Yudhi Koesworodjati
- Dosen Tetap Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan
- Pemerhati pariwisata
DISCLAIMER: Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim.