Mengangkat Destinasi Desa Wisata

- 14 November 2021, 17:08 WIB
Foto penulis./dok.pribadi
Foto penulis./dok.pribadi /

Baca Juga: Rektor UMJ: Kok Seolah Permendikbud Sudah Seperti Kitab Suci, yang Tolak Disebut Penjahat Kelamin

Unsur penting dari destinasi desa wisata adalah partisipasi masyarakat lokal yang ada dan tinggal di dalamnya. Pembangunan desa wisata tidak bisa bergerak secara mandiri pada komunitas bisnis wisata tapi perlu menyatu dengan kebijakan pembangunan desa secara comprehensive.

Masyarakat sadar wisata di desa wisata adalah suatu hal yang mendasar, sehingga membangun masyarakat berbasis wisata, sadar wisata, menjadi hal yang sangat strategis.

Patut diakui pemahaman masyarakat lokal bahwa produk wisata adalah produk kolektif, yang melibatkan seluruh mata rantai produk, masih amat sangat rendah.

Mental "pedagang" penggiat desa wisata, harus dirubah menjadi mental "pengusaha".

Banyak penggiat desa wisata yang sama sekali tidak mengerti, tidak peduli bahwa yang bersangkutan adalah bagian mata rantai produk pariwisata.

Baru beberapa minggu lalu terjadi di Lembang, parkir liar mematok tarif Rp. 150.000,-/bus, tidak ada yang mengawasi dan mengatur disitu. Dan viral di media sosial.

Meski mereka akhirnya diamankan dan dibina, terlambat sudah, saat itu lalu lintas Setiabudhi-Lembang sangat merayap dan terhenti di beberapa titik.

Setelah kejadian itu, beberapa hari kemudian arus lalulintas pergi-pulang lancar, namun ada yang berkomentar kejadian tersebut di atas sempat membuat hilang kunjungan wisatawan ke Lembang.

Baca Juga: Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Pelaku Disebut Masih Ada di Sekitar TKP! Ahli Tarot: Dia Mengamati...

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x