Perubahan Sosial Pasca Kudeta 15 Juli di Turki

- 10 April 2022, 12:00 WIB
Foto penulis, Wawan./dok.IST
Foto penulis, Wawan./dok.IST /

Sebegitu rapuh dan terlihat kudeta yang kurang terkoordinir dengan rapi sehingga dengan mudah dipatahkan oleh rakyat. Belakangan diketahui dalam struktur organisasi Militer tidak adanya kesatuan Komando, terdapat kelompok yang pro dan kontro akan kudeta yang dilakukan.

Mencermati uraian singkat di atas, penulis akan coba mengurai apa dan bagaimana kudeta dilakukan. Motif dan siapa dibalik kudeta serta berbagai analisis yang dapat menjadi bahan diskusi mengapa kudeta pada 15 Juli 2016 mengalami kegagalan dalam subtopik pembahasan.

Selama empat belas tahun kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan membawa banyak perubahan besar di Turki. Satu sisi diawal kepemimpinannya pada lima tahun pertama memberikan harapan cukup positif dan membangkitkan optimisme bagi warga Turki terutama pada aspek pertumbuhan ekonomi.

Namun di sisi yang lain banyak konflik dan intrik politik kemudian menghiasi dinamika politk di Turki. Hubungan pasang surut dengan kelompok Gulen, perebutan pengaruh termasuk juga dengan kelompok Kemalis yang sekuleris ikut menjadi warna politik selama kepemimpinan Erdogan.

Tentu saja kudeta tidak serta merta akan terjadi yang boleh jadi merupakan akumulasi ketidakpuasan beberapa kelompok yang menjadi lawan politik Erdogan. Namun sekonyong-konyong mengarahkan tuduhan terhadap kelompok anti Erdogan sebagai dalang di balik kudeta tanpa bukti yang kuat justru akan semakin membuat situasi sosial ekonomi dan politik akan semakin bergejolak.

Satu hal yang mungkin perlu dianalisis ialah memahami identitas dari kudeta, bagaimana karakter pemimpin kudeta, ideologi dari kelompok kudeta, struktur organisasi dan pola operasinya, alasan kudeta, prinsip-prinsip dan tujuan kelompok tersebut, relasi internal dan eksternal, sekutu dari kelompok kudeta dan lawan utam dari kelompok pengkudeta.

Miskalkulasi militer dan ketidakmampuan mengontrol media

Dalam tubuh militer sejatinya terdapat pro dan kontra, terutama dikalangan prajurit bawah. Alasan kudeta teras tidak begitu kuat untuk mempengaruhi sisi emosinal prajurit.
Militer terbelah ada yang mendukung tetapi tidak sedikit yang yang menolak kudeta. Beberapa bahkan melakukan sabotase baik secara personal dan kelompok guna menghambat operasi militer dalam rangka kudeta.

Misalnya dengan melepas supply power kendaraan tempur agar tidak dapat dioperasionalkan dan seterusnya baik secara tidak langsung ikut menghambat dan menggagalkan percobaan kudeta merupakan kerja dari sebuah organisasi yang cukup familiar yang dikenal dengan Gulen Movement. Angggotanya dinamakan Hizmet Hareketi.

Disamping resistensi dari kalangan militer, alasan lain di balik kegagalan kudeta ialah peranan media yang memilih kontra terhadap militer. Menurut catatan sejarah Turki, peranan media sangat penting dalam setiap percobaan kudeta, dimana biasa digunakan dengan tujuan tertentu oleh kelompok yang mengusung kudeta.

Pada saat tersebut momen dimana kudeta diumumkan. jargon 'kebebesan pers' akan menghadapi dilema dan pilihan melegitimasi kudeta atau mengambil posisi bersama demokrasi. Pada malam 15 Juli 2016 seluruh media mengambil posisi menentang kudeta. Seluruh media mendukung demokrasi dan rakyat Turki, dan inilah faktor dominan menjadi penyebab kegagalan kudeta.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x