Komersialisasi Test Corona, Rakyat Semakin Merana dan Sengsara

- 27 Juni 2020, 20:39 WIB
M.Fadlillah/GM SEKRETARIS gugus tugas penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad diambil sampel melalui rongga hidung menggunakan alat deteksi CePad, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (25/6). Uji Covid-19 Antigen tersebut merupakan inovasi dari ilmuwan fakultas Pusat Riset Bioteknologi Molekuler dan BionIformartika Unpad. (M.Fadlillah/GM)**
M.Fadlillah/GM SEKRETARIS gugus tugas penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad diambil sampel melalui rongga hidung menggunakan alat deteksi CePad, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (25/6). Uji Covid-19 Antigen tersebut merupakan inovasi dari ilmuwan fakultas Pusat Riset Bioteknologi Molekuler dan BionIformartika Unpad. (M.Fadlillah/GM)** /

Dengan adanya kebijakan melakukan test Corona, hal ini menambah beban baru bagi masyarakat. Mengingat kondisi perekonomian masyarakat yang melemah akibat pandemi saat ini.

Baca Juga: Sembilan Provinsi Nyatakan Kasus Sembuh Lebihi Kasus Positif


Sistem kesehatan yang berbasis asuransi ternyata tidak memberikan solusi. Rakyat yang sudah dibebani dengan membayar premi mahal, saat membutuhkan pelayanan masih harus membayar lagi. Karena birokrasi layanan kesehatan dibuat berbelit demi meraih banyak keuntungan.

Hal ini tidak mengherankan, pasalnya sistem yang dipakai saat ini adalah sistem kapitalisme. Sistem yang mengagungkan nilai-nilai material dan kemanfaatan termasuk kesehatan. Tidak peduli jika banyak rakyat yang dikorbankan. Semua serba diukur dengan takaran untung rugi.

Berbeda dengan sistem Islam. Dalam sistem Islam, jaminan kesehatan itu wajib diberikan oleh negara kepada rakyatnya secara gratis. Karena di dalam Islam layanan kesehatan dipandang sebagai kebutuhan dasar primer bagi seluruh rakyatnya.

Baca Juga: Mantan Bos Manchester United Beri Ucapan Selamat pada Kenny Dalglish

Negara akan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai secara kualitas dan kuantitas untuk mendukung jaminan kesehatan tersebut. Seperti membangun pabrik dan memproduksi alat-alat kesehatan dan obat-obatan, dengan tujuan untuk memudahkan pelayanan kesehatan, bukan untuk mengejar keuntungan.

Negara juga akan membangun fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, sekolah kedokteran, perawat dan apoteker. Negara juga akan membangun apotik dan laboratorium yang akan mendukung pelaksanaan layanan kesehatan secara layak untuk masyarakat. Termasuk mendukung berbagai riset penemuan vaksin oleh para intelektual dan para ahli di bidang kesehatan.

Baca Juga: Pelaku Industri Jasa Kecantikan Wajib Menerapkan Protokol Kesehatan

Semua layanan kesehatan ini akan diberikan cuma-cuma oleh negara. Tentang anggaran, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam sistem Islam. Sebab, dengan menjalankan hukum syariat dalam mengelola anggaran negara, baik sumber pemasukannya maupun pengeluarannya, negara memiliki sejumlah dana mencukupi bagi kehidupan masyarakat dalam negara, termasuk untuk pelayanan kesehatan.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x