Cerita Cinta Nyai Dasima dan Pria Inggris yang Berujung dengan Tragedi Kematian

15 Februari 2022, 13:57 WIB
nyai dasima//instagram.com/galeribuku_nusantara /

GALAMEDIA - Nyai Dasima adalah tokoh nyata yang hidup di tahun 1813. Ia dikisahkan sebagai gadis cantik yang rela dijauhi keluarganya demi merengkuh kebahagiaan hidup dengan cara menjadi istri orang Eropa di Betawi.

Cerita ini terungkap dari buku karangan G. Francis (Gijsbert Francis a.ir) yang terbit pada tahun 1896 dan ditulis berdasarkan kisah nyata istri simpanan bernama Dasima, gadis dusun Kuripan, Bogor.

Ketika masa pendudukan Kota Batavia oleh Belanda, muncul kehidupan para 'nyai', yakni perempuan-perempuan pribumi yang hidup serumah bersama laki-laki Eropa berkedudukan tinggi.

Baca Juga: Unggah Video Dansa Bersama Fuji di Hari Valentine, Thariq Halilintar: Yang Lain Ngontrak kan?

Para perempuan ini akan dijadikan sebagai gundik atau wanita peliharaan. Mereka hidup layaknya seorang suami-istri, bahkan sampai mempunyai anak namun tidak terikat dengan status pernikahan.

Nyai dasima bwIa menjadi nyai (perempuan yang dijadikan gundik tanpa dinikahi) atau istri simpanan seorang pria berkebangsaan Inggris bernama Edward William, salah satu orang kepercayaan Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles pada zaman pemerintahan Hindia-Belanda.

Oleh sebab itu, akhirnya Nyai Dasima pindah ke Batavia. Lokasi cerita terjadi di sekitar Tangerang dan Batavia pada tahun 1813-1820-an.

Baca Juga: Bukan Hukuman Mati, Herry Wirawan 'Cuma' Divonis Penjara Seumur Hidup, Begini Reaksi Jaksa

Nyai Dasima adalah perempuan yang bahenol itu cantik sekali pada zamannya. Karena kecantikannya, tuan Edward terpikat dan berupaya dengan berbagai cara untuk mendapatkannya.

Dasima, wanita yang berasal dari dusun Kahuripan, letaknya di sebelah kanan desa Ciseeng, setelah menempuh perjalanan 10 kilometer dari Kawasan Parung, (dulu masuk wilayah) Bogor, (kini) Jawa Barat.

Dari hubungan ini, Dasima memiliki seorang putri bernama Nancy. Awalnya keluarga ini tinggal di Curug, Tangerang, lalu kemudian pindah ke daerah Pejambon, kawasan Gambir, Jakarta.

Baca Juga: PRMN: Survei Imogen Communications Institute: INDONESIAN MEDIA LANDSCAPE 2022 Tak Akurat

Dasima ketika itu mau menerima menjadi seorang gundik boleh jadi karena faktor status. Pada masa itu kedudukan seorang gundik memang lebih terhormat daripada seorang pembantu rumah tangga.

Apalagi para pejabat Eropa yang datang ke Batavia ketika itu tidak membawa seorang istri. Dari sinilah mereka melahirkan tradisi memelihara gundik

Meskipun telah beranak, Dasima tetap cantik seperti masa perawannya. itulah yang mendorong tuan Edward laki-Iaki asal Inggris yang tak segan-segan memberikan sebuah rumah serta para pembantu yang siap melayani keperluan Dasima.

Semula Dasima dan tuan Edward menetap di Curug Tangerang, kemudian pindah ke Pejambon Batavia.

Baca Juga: Waspadai 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Bikin Kamu Cepat Tua, No 3 Kebiasaan Kaum Adam

Setiap lelaki dewasa yang lewat di depan rumahnya, dan melihat Nyai Dasima, maka meneteslah air liur mereka.

Bagi mereka yang telah beristri, tumbuh sesaat penyesalan mengapa tidak beristerikan wanita itu saja, pastilah hidup bahagia, cahaya kecantikan yang terpancar dari bola matanya, bersih kencang kulitnya dan liuk lekuk tubuhnya yang bagai gitar.

Untuk lelaki perjaka dan duda, ada setetes keinginan untuk memperisterikan Nyai Dasima.

Sungguh, ada magnet yang melekat di tubuhnya membuat lelaki secara refleks mengalih pandang ke arah rumah Dasima dan berharap bisa melihat meskipun sehelai rambut lewat jendela.

Baca Juga: PRMN: Survei Imogen Communications Institute: INDONESIAN MEDIA LANDSCAPE 2022 Tak Akurat

Sebagai seorang yang bergelimang kekayaan, Dasima bersama putrinya sering berkeliling dengan delman ke beberapa wilayah di Jakarta sepertinya Prapatan, Senen, Gang Kenanga, sampai ke Kampung Kwitang.

Kecantikan Dasima pun tersebar ke seluruh Batavia, lelaki mana yang tidak terpukau dengan parasnya. Salah satunya adalah seorang tukang sado atau pengendara delman bernama Samiun.

Mereka kerap berpapasan, sehingga membuat Samiun jatuh cinta, padahal dirinya sudah memiliki seorang istri. Kebetulan Mak Buyung, pembantu dari Dasima adalah seorang janda di Kwitang.

Baca Juga: Pengamat Usul Prabowo Berpasangan dengan Rizal Ramli, Tak Perlu Terpaku dengan Puan Maharani

Samiun sekalipun telah beristrikan Hayati, tetapi melihat Nyai Dasima, goncang lah ketahanan jiwanya.

Hayati istrinya yang dahulu dipuja dan diburu kini baginya hampir bagaikan kendaraan tua rongsokan bilamana dibandingkan dengan Nyai Dasima ibarat kereta kencana para raja.

Samiun tergila-gila dan merobohkan pilar imannya, menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan seorang Nyai Dasima yang di matanya bagaikan Cleopatra seperti dalam Mitologi Yunani ataupun bagaikan Sinta dalam cerita pewayangan.

Baca Juga: Tak Sanggup Tahan Air Mata, Tangis Nagita Slavina Akhirnya Pecah Saat Raffi Ahmad Ucapkan Kata-kata Ini

Samiun dengan segala daya upaya mengumpulkan uang, lalu mencari Haji Salihun di Pecenongan untuk minta guna-guna agar bisa memetik kuntum Pejambon, Nyai Dasima yang cantik rupawan.

Samiun dengan akal liciknya berhasil menyuap mak Buyung untuk menjadi perantara sekaligus ujung tombak panah asmaranya agar bisa menancap di relung hati Nyai Dasima. Berbekal sehelai rambut Nyai Dasima yang diperoleh lewat tangan kotor, Mak Buyung mulai mengendalikan permainan mistik.

Nyai Dasima berubah, kini Samiun di matanya adalah pria tergagah di Batavia, yang tak sebanding bilamana dijejer dengan Edward yang tak lebih dari lelaki tua karatan yang tak ada harga di pasar Senen.

Baca Juga: Angkat Tagar #DiHantuiTAi, UNICEF: Limbah Tinja Hantui Air Minum di Indonesia!

Melalui permainan mistik, Nyai Dasima menyongsong Samiun yang menanti di tepi kali dengan getek bambu. Mereka pergi ke rumah Mak Soleha ibunya Samiun. Nyai Dasima menetap di rumah itu, di bilangan Kwitang yang dulunya berawal dari kata Kwee Tang Kiam, seorang pendekar China di Batavia yang terkenal dimasanya.

Sebelum menggelar rencana, Samiun telah berkolusi dengan Hayati sang istri. Dengan janji harta untuk Hayati, disetujui Samiun menikahi Nyai Dasima dengan harapan dapat meraup harta. Persetujuan isterinya membuat Samiun percaya diri dalam mendapatkan Nyai Dasima.

Perempuan cantik kembangnya Pejambon, kini berada dalam rumahnya, menurutnya seperti kerbau dicucuk hidungnya. Samiun memanggil penghulu agama dan pernikahan dilangsungkan.

Baca Juga: Thofu Dinner Bareng Lagi-lagi Buat Warganet Meleleh, Thariq Halilintar: Yang Lain Ngontrak Kan?

Ketika pernikahan berlangsung di tangan Nyai Dasima ada nilai harta sebesar 6000 Gulden, suatu jumlah yang sungguh banyak dibanding gaji seorang wedana di Batavia tak lebih dari 50 Gulden.

Lambat laun, Samiun ternyata lebih menyayangi dan lebih banyak tinggal bersama Dasima. Hayati yang merasa diperlakukan tidak adil, cemburu berat lalu berniat jahat.

Dirinya kemudian menyuruh Bang Pause untuk membunuh Dasima. Pembunuhan itu lalu dilakukan ketika Dasima dan Samiun tengah hendak pergi kondangan ke daerah Rawa Belong.

Mayat Dasima dilemparkan ke Kali Ciliwung dari Jembatan Kwitang. Ketika besok pagi, Nancy secara kebetulan melihat mayat ibunya tengah mengambang di Kali Ciliwung, lalu meminta warga untuk mengevakuasinya.

Baca Juga: Senyuman Manis Baby Anzel Putra Pasangan Audi Marissa dan Anthony Xie Bikin Penggemar Auto Meleleh

Berdasarkan saksi mata, Bang Pause lalu ditangkap sebagai pelaku. Jagoan Kwitang ini oleh pemerintah kota dijatuhi hukuman gantung atas kejahatannya.

Eksekusi ini dilakukan di depan Gedung Balai Kota Batavia atau yang sekarang disebut Museum Sejarah Jakarta/Fatahillah. Hukuman gantung itu ditonton oleh ratusan warga.

Cerita  legenda Nyai dasima ada dua versi, yang pertama adalah,  versi yang ditulis oleh seniman Betawi, SM Ardan. Dalam karyanya yang terbit pada tahun 1964 ini, Ardan seperti meluruskan bahwa Nyai Dasima bersedia meninggalkan tuan 'kumpul kebonya' setelah diingatkan bahwa zina dilarang dalam Islam.

Dan, dalam versi SM Ardan juga diceritakan bahwa  Dasima dibunuh oleh Bang Pause karena diminta oleh istri pertama Samiun, Hayati. Disebutkan Hayati ketika itu cemburu karena suaminya lebih sering bersama Dasima.

Baca Juga: Haji Faisal Ungkap Pembicaraan dengan Thariq Halilintar di Rumahnya, Bahas Tanggal?

Sementara dalam versi Francis, Samiun menikahi Dasima karena ingin mengambil seluruh hartanya. Kemudian setelah Dasima meminta cerai, Samiun lantas meminta Bang Pause untuk membunuhnya.

Cerita tentang Nyai dasima juga pernah diangkat dalam sebuah film.  Film ini dibuat oleh Tan bersaudara dengan para pemain Indonesia dan Indo-Eropa. Film Nyai Dasima berikutnya dibuat tahun 1940 oleh JIF.

Dan film kedua dibuat pada tahun 1970 oleh Chitra Dewi Film Production dengan judul Samiun dan Dasima yang dibintangi oleh Chitra Dewi, W.D. Mochtar, Sofia W.D., Wahid Chan, dan Fifi Young.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler