Kapan Vaksinasi Covid-19 untuk Anak di Bawah 12 Tahun Diberikan? Berikut Penjelasan Ahli

25 September 2021, 10:26 WIB
Ilsutrasi Vaksin Anak /HakanGerman/Pixabay

GALAMEDIA - Pemerintah saat ini masih memprioritaskan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 12 tahun ke atas. Meski demikian, ke depan, anak dengan usia di bawah 12 tahun juga akan mendapatkan vaksinasi.

“Untuk anak umur 3 – 11 tahun masih menunggu hasil kajian untuk menilai keamanan dan dosis dengan jumlah subyek yang memadai,” kata Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dr. Rodman Tarigan, Sp.A(K), M.Kes. dalam siaran persnya yang diterima Galamedia, Sabtu, 25 September 2021.

Rodman yang juga dokter spesialis anak di RSHS Bandung ini menjelaskan, beberapa produsen tengah melakukan uji klinis vaksin Covid-19 pada anak. Dari berbagai uji klinis tersebut, ada yang sudah menghasilkan efikasi. Sisanya ada yang belum publikasi, bahkan proses uji klinisnya masih berlangsung.

Baca Juga: Rizal Ramli Akan Sangat Bahagia Bila Jokowi Mampu Lakukan Hal Ini: Menunggu dengan Harap    

Untuk vaksin Pfizer, papar Rodman, sudah melakukan uji klinis fase III pada kelompok anak usia 12 – 15 tahun dengan subyek uji klinis sebanyak 2.260 orang. Hasil uji klinis tersebut menghasilkan efikasi vaksin sebesar 100 persen.

Selanjutnya, Pfizer tengah melanjutkan uji klinis untuk kelompok usia 5 – 11 tahun. “Kalau ini hasilnya baik juga, maka uji klinis akan dilanjutkan ke kelompok yang lebih muda, 2 – 5 tahun, dan 6 bulan sampai 2 tahun,” terang Rodman.

Vaksin lainnya yang tengah melakukan uji klinis fase III kepada kelompok usia 6 bulan hingga 12 tahun adalah Moderna. Uji klinis ini memiliki target 6.000 subyek dengan tiga formulasi dosis yang akan diujicobakan.

Baca Juga: Azis Syamsuddin Ditahan KPK, Gus Umar: Yakinlah KPK Pasti Menuntut Ringan 

Produsen vaksin Sinovac sendiri telah melakukan uji klinis fase I dan II pada umur 3 – 17 tahun. Uji klinis ini sudah memberikan respons imun cukup baik dan aman. Reaksi demam pada umur 3 – 5 tahun dan 6 – 11 tahun masing-masing 8,77 persen dan 3,70 persen.

Sementara vaksin Johnson & Johnson menjadi satu-satunya vaksin yang disuntikkan kepada kelompok bayi yang baru lahir. Namun, uji klinis sempat terganggu karena adanya isu penggumpalan darah. Isu ini juga ditemukan pada uji klinis vaksin Astrazeneca.

Lebih lanjut Rodman menjelaskan, anak menjadi kelompok yang rentan terpapar Covid-19. Hal ini terlihat dari data Covid-19 global yang menunjukkan bahwa dari 8 orang yang terpapar Covid-19, satu persennya merupakan anak-anak.

Baca Juga: Posisi Persib di Klasemen Melorot Gara-gara Bali United dan Bhayangkara FC Raih Kemenangan

Meski paparan Covid-19 pada anak dan remaja sebagian besar mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala, ada beberapa kasus anak mengalami gejala berat. Gejala berat biasanya terjadi pada anak dengan komorbid.

Karena itu, pemerintah telah memprioritaskan anak-anak, khususnya yang berusia 12 tahun ke atas untuk mulai divaksinasi.

“Mengapa di kelompok usia ini? Karena pada usia ini, rasa ingin tahu anak tinggi. Selain itu, anak usia ini lebih suka berkumpul dengan kelompok sebayanya dan banyak melakukan aktivitas di luar, sehingga risiko mereka bertemu orang lebih banyak, risiko terpaparnya semakin tinggi,” papar Rodman.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler