Mengaku Belajar Online, Sehari 22 Jam Main Video Game Murid SMP Stroke Otak Hingga Lumpuh

10 Juli 2020, 11:44 WIB

GALAMEDIA - Seorang bocah 15 tahun asal China membuat kaget keluarga saat tiba-tiba tidak dapat menggerakkan lengan dan tangan kirinya. Ia diketahui menghabiskan waktu 22 jam nonstop setiap hari bermain game komputer selama satu bulan.

Persoalannya siswa SMP yang biasa disapa Xiaobin itu asyik bermain video game selama 22 jam sehari selama lockdown. Sang ibu mengaku awalnya menganggap bermain video game merupakan hal yang biasa.

Baca Juga: Sempat Gagal, Sean Gelael Ingin yang Terbaik di Seri Kedua Formula 2 di Austria

Yang tak biasa, anak laki-lakinya tak hanya bermain, melainkan kecanduan. Akibatnyam Xiaobin pun dilarikan ke salah satu rumah sakit di kota Nanning  setelah pingsan di rumah.

Dikutip Galamedianews dari DailyMail, Jumat (10 Juli 2020) apa yang dialami Xiaobin pertama kali diungkap Nanning Television. Xiaobin diketahui menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiangbin Guangxi sejak insiden yang membuat sang ibu syok tersebut.

Baca Juga: Israel Tertuduh, Ledakan Kembali Guncang Iran, Kali Ini Fasilitas Rudal IRGC Jadi Sasaran

Seperti siswa kelas 9 lainnya, Xiaobin banyak beraktivitas di rumah selama lockdown sejak Februari lalu. Seluruh sekolah di China tutup dan memberlakukan pembelajaran daring.

Kepada media lokal ibu Xiaobin mengatakan putranya menghabiskan sebagian besar waktunya di kamar. Dikira belajar dan tak macam-macam, ia tak mengira Xiaobin kecanduan akut video game.

Ia mengaku percaya saja saat Xiaobin mengatakan dirinya selalu berada di balik layar komputer untuk mengerkalan kelas online. “Dia menutup semua jendela dan mengunci pintu kamarnya jadi kami tak tahu apa yang sebenarnya dikerjakan.”

Baca Juga: Terpapar Covid-19 Terbaru, Presiden Brazil Jair Bolsonaro Dinyatakan Sehat tanpa Komplikasi

Namun akhirnya sang ibu tahu Xiaobin nyaris tak pernah tidur dalam dua bulan terakhir. Ia menghabiskan 22 jam sehari untuk bermain video game nonstop. “Dari chat dengan temannya aku tahu anakku tak pernah tidur, hanya dua jam saja sehari,” ujarnya.

Xiaobin dilarikan ke rumah sakit pada bulan Maret setelah  tiba-tiba pingsan. Dokter mendiagnosis siswa SMP itu mengalami stroke otak setelah menjalani CT scan. Dia juga kehilangan sensasi di lengan dan tangan kirinya.

Dokter Li, spesialis otak rumah sakit mengatakan kondisi Xiaobin dipicu  gaya hidup tidak sehat akibat begadang demi bermain game. “Alasan utamanya  pola tidur dan pola makan yang tidak teratur karena tidak bersekolah. Orangtua juga terlalu menoleransi perilakunya.”

Baca Juga: Sempat Mimisan, Ginting Melaju ke Final Bertemu Shesar yang Menang WO

“Kurang gizi dan istirahat  menyebabkan berkurangnya jumlah darah dan oksigen di otak hingga memicu stroke otak," kata Li. Xiaobin menjalani  perawatan rehabilitasi di rumah sakit Nanning.

Sedangkan Dokter Jin, kepala terapis rumah sakit mengatakan sulit untuk menentukan apakah Xiaobin dapat sepenuhnya pulih. Kecanduan video game telah menjadi masalah di kalangan anak muda di Cina. Mereka  mengabaikan studi, kehidupan sosial hingga keluarga untuk game online.

Baca Juga: Puluhan Perwira Tinggi Polri Duduki Kursi Komisaris Sejumlah BUMN dan Lembaga Pemerintahan

Banyak orangtua yang kemudian memanfaatkan rehabilitasi detoks digital  sebagai upaya terakhir untuk membatasi fiksasi anak-anak mereka di dunia digital. Kecanduan internet kini sudah dianggap sebagai gangguan klinis di China.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler