Gunung Semeru: Perjalanan Fiersa Besari, Kalimati Menuju Puncak, di Kawah Jonggring Saloko Kerap Batuk-Batuk

4 Februari 2023, 11:50 WIB
Puncak Gunung Semeru oleh Fiersa Besari./Tangkapan Layar YouTube Fiersa Besari /

GALAMEDIANEWS - Sudah tidak asing lagi bagi para pendaki mendengar nama Kalimati, tempat yang berupa sungai kering tanpa air, biasanya dijadikan sebagai persinggahan mempersiapkan diri para pendaki untuk menuju puncak Gunung Semeru.

Dilansir dari kanal YouTube Fiersa Besari, pendakian menuju puncak Mahameru harus dilakukan saat malam hari, karena tidak boleh berlama-lama berada diatas puncak . Hal itu, untuk menjaga keselamatan diri dari bahaya yang mungkin terjadi di puncak gunung.

Setelah dari Kalimati, pendakian berlanjut hingga hutan Arcopodo, dalam perjalanannya Fiersa dan tim memilih lebih awal dari rombongan lain, di dalam belantara hutan disampaikan olehnya suasana sangat sepi, dan ia merasakan ada hawa yang kurang nyaman selama pendakian.

 

Baca Juga: Kepala Kejati Jabar Asep N Mulyana Jadi Penguji Eksternal Sidang Doktor Ilmu Hukum Universitas Mataram

“Arcopodo serasa milik kami berempat, biasanya kesunyian hutan adalah sesuatu yang baik, namun entah kenapa malam ini tidak, serasa ada ketidaknyamanan di setiap langkah kami, ah, mungkin hanya perasaan saya saja,” tutur Fiersa, dalam unggahannya pada 19 September 2018 lalu.

Perjalanan pendaki setelah Arcopodo dihadapkan medan yang sulit, karena tiba di batas vegetasi. Fiersa dan tim tidak luput dari batuk-batuk Kawah Jonggring Saloko, dalam video unggahan tersebut, terlihat asap tebal yang ada di sekitar kawah.

“Asap putih terlihat menggulung di kejauhan, Kawah Jonggring Saloko muntah,” jelas Fiersa.

 

Baca Juga: Korupsi Merajalela, Pejabat Tinggi Negara Tersandung Juga, Korupsi Produk Budaya Kita?

Diinformasikan dari petugas TNBTS berada diatas puncak tidak boleh melebihi jam 9 pagi. Sebab, Kawah Jonggring Saloko yang berada di hadapan puncak kerap batuk-batuk, dan mengeluarkan gas yang beracun jika dihirup manusia, terkadang juga mengeluarkan lahar.

Pada masyarakat sekitar, gas yang keluar dari kawah biasa dikenal dengan Wedhus Gembel, himbauan pendaki untuk segera turun dikarenakan perubahan arah mata angin, biasanya setelah jam sembilan, arah angin membawa gas beracun tepat menuju puncak Mahameru.

 

Perjalananan menuju puncak dari Kalimati memakan waktu sekitar enam jam perjalanan, menghadapi medan berpasir dan oksigen yang sedikit. Setelah hutan Arcopodo pendaki memang harus mempersiapkan fisik dengan benar, untuk jaga-jaga kemungkinan terjadi hipotermia atau hal buruk lainnya. 

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aquarius 4 Febuari 2023: Kesehatan, Cinta, dan Karir

Perjalanan menuju puncak Gunung Semeru memanglah sulit, namun keindahan negeri diatas awan membayar semua lelah para pendaki yang menyambangi Mahameru, dalam setiap pendakian penting untuk mempersiapkan diri dengan benar, berdoa dan selalu mensyukuri keindahan alam-Nya.***

 
 

Editor: Nalarya Nugraha

Sumber: YouTube Fiersa Besari

Tags

Terkini

Terpopuler