5 Cara Belajar Memaafkan yang Benar kata Dokter Jiemi Ardian, Nomor 2 Jarang Disadari

27 Februari 2023, 17:21 WIB
Inilah 5 cara belajar memaafkan yang benar menurut Jiemi Ardian, nomor 2 jarang disadari/Pexels @Oleksandr Pidvalnyi /

GALAMEDIANEWS - Apa itu memaafkan? Apakah benar memaafkan berarti melupakan kejadian menyakitkan atau seseorang yang sudah menyakiti kita? Simak penjelasannya dari dokter Jiemi Ardian berikut ini.

 


Memaafkan adalah sebuah tindakan yang secara sadar dilakukan untuk melepaskan rasa sakit dari amarah dan pembalasan dendam. Pemberiaan maaf ini dilakukan kepada orang atau kelompok yang telah merugikanmu, terlepas dari apakah mereka benar-benar pantas mendapatkan maaf darimu atau tidak.


Namun, seringkali kita lupa, bahwa memaafkan berbeda dengan melupakan. Memaafkan juga berbeda dengan pengampunan. Misalnya, kasus pembunuhan Brigadir J, pihak keluarga Yosua telah secara terang-terangan memaafkan Bharada E yang terbukti menjadi eksekutor utama hilangnya nyawa Yosua.

Baca Juga: Daftar 8 SMA Terbaik dan Unggulan di Magetan versi Peringkat Sekolah Top 1000 LTMPT, Siswa Kelas 9 Harus Tahu!

 
Meski telah mendapatkan pengampunan karena menjadi Justice Collaborator, proses hukum tetap berjalan. Pada akhirnya Bharada E menjalani 1,8 bulan penjara di Rutan Bareskrim.


Memaafkan tidak sama dengan pengampunan, namun pengampunan memperjelas pemaafan. Meskipun pengampunan dapat membantu memperbaiki hubungan yang rusak, itu tidak sepenuhnya membebaskan mereka dari tanggung jawab hukum.


Lantas apa itu memaafkan? Bagaimana cara belajar memaafkan yang benar? Berikut ini 5 cara belajar memaafkan yang benar menurut Dokter Jiemi Ardian:

 


1. Memaafkan berbeda dengan Melupakan


Memaafkan berbeda dengan melupakan. Perlu kesadaran penuh dan niat yang kuat untuk benar-benar memaafkan orang yang pernah menyakitimu. Bukan berarti dengan maaf kita bisa melupakan rasa sakit yang pernah diberikan orang lain.


Memaafkan adalah proses untuk menghentikan perasaan dendam, jengkel atau marah karena merasa disakiti atau dizalimi. Lantas muncul pertanyaan, ‘Lho, kan dia sudah menyakiti kita, wajar dong kalo marah, wajar dong kalo teringat, itu kan terjadi secara alami?’

Baca Juga: PERSIB KALAH dari Barito Putera, Teja Paku Alam Kartu Merah, Peluang Juara Menipis?

 

Teringat akan hal-hal yang menyakitkan memang merupakan respon alami tubuh. Namun, mengontrol sikap dan keputusan dari rasa sakit itulah yang dapat memperbaiki diri kita dan hubungan kita dengan orang lain.


2. Ciri Memaafkan: Tidak Muncul Rasa Dendam


“Ciri terjadinya pemaafan adalah berkurangnya keinginan untuk menghindari orang yang pernah menyakiti dan berkurangnya keinginan untuk membalas dendam ke arah individu tersebut dan disertai peningkatan welas asih dan keinginan bertindak secara positif ke arah yang menyakiti,” kata dokter Jiemi Ardian, Spesialis Kedokteran Jiwa lulusan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Baca Juga: BANJIR JAKARTA Semakin Meluas! Ibu Kota Terendam Bikin BPBD DKI Lakukan Langkah Ini

 


Ciri seseorang mampu memaafkan orang lain adalah hilangnya rasa dendam dalam dirinya.


3. Welas Asih


“Welas asih merupakan respon terbaik yang diberikan kepada siapapun yang membuat batin tersakiti. Temui kemarahan dengan keramahan, bukan keramaian,” kata Dokter Jiemi Ardian yang dikutip dari Twitter @jiemiardian.


Maaf dan memanfaatkan adalah proses pemutus ‘rantai rasa sakit’. Hanya dengan welas asih kita bisa melihat rasa sakit dengan lebih jelas. Sering kali pelaku juga sering adalah korban dan kita juga seringkali adalah pelaku bagi orang lain.


4. Memaafkan Butuh Latihan


Sama halnya dengan latihan fisik, memaafkan juga perlu latihan. Melatih otot memaafkan butuh niat, kesadaran dan usaha yang terus menerus. Jika kamu menyayangi dirimu sendiri, sediakan waktu untuk berlatih memaafkan.

 


Berikut ini cara belajar dan latihan memaafkan ala dr Jiemi Ardian :


Pertama, tuliskan semua nama yang membuatmu terluka.

Kedua, urutkan dari yang paling kecil rasa sakitnya sampai yang terbesar.

Ketiga, mulai latihan dari yang terkecil.

Keempat, ingat kembali orang dan kejadiannya, bagaimana itu sudah menyakitkan.

Kelima, ambil waktu sampai kita memutuskan untuk memaafkan

Keenam, pikirkan berbagai kemungkinan atau situasi bagaimana dia bisa menyakiti kamu. Termasuk luka batin, masa kecil, pola asuh, lingkungan pelaku.

Ketujuh, proses nomor 6 bukan ditujukan untuk membenarkan pelaku, namun untuk berempati kepada pelaku. Untuk berwelas asih latihan dirimu demikian.

Kedelapan, izinkan diri kita memahami sampai menyadari, bahwa semua ini sudah selesai, semua tidak perlu menyakitkan lain. Pelaku tidak lagi menyakiti saya, saya memahami pelaku dan saya belajar sesuatu dari sini.

Kesembilan, proses ini tidak bisa tiba-tiba izinkan diri ini memahami bersama dengan waktu. Namun, dengan berlatih terus.

Kesepuluh, bila selesai dengan satu orang, teruskan dengan orang yang lain.

Baca Juga: Jadi Camilan Nomor 1 di Dunia! Ini Resep Rahasia Pisang Goreng Lezat Rasanya Manis dan Gurih, Dijamin Nagih


5. Memaafkan bukan Berarti Diri Sendiri Sakit


Memaafkan bukan berarti tidak bijak. Memaafkan boleh sekali mengambil jarak. Memaafkan juga boleh sambil tegas menolak disakiti kembali.

 


Itulah informasi cara memaafkan yang benar menurut Dokter Jiemi Ardian. Ternyata memaafkan berbeda dengan melupakan.***

Editor: Nalarya Nugraha

Sumber: Twitter @jiemiardian

Tags

Terkini

Terpopuler