Tradisi Munggahan, Tradisinya Orang Sunda Menyambut Bulan Suci Ramadan

5 Maret 2024, 12:16 WIB
Tradisi munggahan dan orang Sunda /ilustrasi warga makan bersama/pikiran-rakyat.com /

 

GALAMEDIANEWS – Bulan suci Ramadan sebentar lagi akan datang. Beberapa hari kedepan sudah memasuki bulan puasa di mana seluruh umat Islam di seluruh dunia dengan penuh semangat menyambutnya.

Termasuk di Indonesia, dengan penganut agama Islam terbanyak di dunia tidak heran setiap daerah memiliki tradisi turun temurun menjelang bulan Ramadan. Daerah yang memiliki tradisi tersebut adalah daerah Jawa Barat, tradisi tersebut dinamakan munggahan.

Tata Twin Prehatinia dan Widiati Isana dari Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung melakukan penelitian dan hasilnya sudah diterbitkan dalam Jurnal Priangan pada 2022 berjudul 'Perkembangan Tradisi Keagamaan Munggahan Kota Bandung Jawa Barat Tahun 1990-2020'.

Baca Juga: Merpati Putih Berduka, Mang Ihin Selaku Senior telah Berpulang, Selamat Jalan Pendekar

Kata munggah berasal dari unggah yang berarti naik atau meningkat, yang konon pada zaman dahulu roh dan arwah nenek moyang atau kerabat yang sudah meninggal. Sesuai dengan pengertiannya, kata munggah tersirat arti perubahan ke arah yang lebih baik yang berasal dari bulan sya’ban menuju Ramadan untuk meningkatkan kualitas iman kita saat sedang berpuasa.

Ziarah Kubur Proses yang sering dilakukan oleh masyarakat dalam tradisi munggahan biasanya digunakan untuk mengirim doa kepada leluhur yang sudah meninggal dunia menjelang Ramadan yang dimaksudkan untuk bersyukur telah datangnya bulan yang mulia bagi umat Muslim sedunia.

Munggahan merupakan sebuah tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat asli Jawa Barat atau Suku Sunda yang hingga kini masih dilestarikan. Munggahan adalah kearifan lokal masyarakat Jawa Barat dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Munggahan sendiri berasal dari bahasa Sunda yakni dari asal kata unggah yang memiliki arti naik.

Baca Juga: Rawan Kerusuhan, Laga Liverpool Kontra Man City akan diberi Pengamanan Ketat oleh Kepolisian

Pengertian secara menyeluruh munggahan memiliki makna dengan menaiki atau mendekati bulan suci Ramadan. Tujuan dari tradisi munggahan selain menyambut bulan suci Ramadan dengan penuh suka cita, munggahan juga bertujuan sebagai ajang silaturahmi dengan keluarga, kerabat, maupun teman.

Bahkan tidak sedikit orang yang berada di perantauan menyempatkan pulang kampung terlebih dahulu agar bisa mengikuti tradisi munggahan bersama keluarga di daerahnya masing-masing.

Tradisinya selain melakukan bermaaf-maafan dan kumpul keluarga, munggahan juga diisi dengan acara makan-makan bersama atau dalam bahasa Sunda disebut botram. Biasanya tradisi ini dilakukan di tempat wisata.

Tidak heran sebelum memasuki bulan Ramadan, beberapa tempat wisata di Jawa Barat akan padat pengunjung. Selain itu sebelum mengadakan tradisi ini, ada juga masyarakat Sunda yang mengawalinya dengan berziarah kubur terlebih dahulu. Dilakukan dengan mendatangi makam leluhur, kerabat, ataupun sesepuh di suatu daerah.

Baca Juga: Indonesia Ikuti Festival Film Skala Internasional di Sejumlah Negara!

Acara makan bersama ini dilakukan oleh masyarakat dalam mengisi tradisi munggahan Makan bersama ini biasanya dilakukan satu sampai dua hari sebelum memasuki bulan Ramadan. Menu munggahan yang terdapat dalam tradisi Munggahan ini antara lain nasi, rendang atau semur daging, oseng bihun atau mie, atau makanan ringan semacam rengginang, wajit, dan uli.

Prosesnya biasa dilakukan kepada yang lebih tua dan dihormati terlebih dahulu. Jika di masyarakat Sunda, ada menu andalan dalam proses makan bersama saat munggahan, yakni nasi liwet. Nasi liwet dengan berbagai macam lauk disajikan di atas daun pisang dan dimakan bersama-sama.

Adapula yang disebut dengan sidekah, tradisi sidekah adalah tradisi dari dari rumah tangga untuk mengumpulkan para lelaki melakukan tahlilan. Dengan maksud selain mendoakan para leluhur yang sudah meninggal dan berjasa dahulu, biasanya mereka melakukan ritual dengan harap agar bulan Ramadhan dapat dilaluinya dengan sempurna. Dari proses inilah akan terjadi silaturahmi antar warga.

Baca Juga: 5 Keutamaan Shalat Tarawih Hari Pertama Bulan Ramadhan, Jangan Sampai Ditinggalkan!

Waktu munggahan biasanya dilakukan satu hari sebelum bulan Ramadan atau di akhir bulan Sya'ban. Namun ada juga masyarakat Sunda yang melakukan munggahan satu atau dua minggu sebelum bulan Ramadan.

Keberlangsungan tradisi munggahan sekarang sudah mengalami perubahan dan modifikasi, diadakan sesuai dengan kemampuan dan juga kebutuhan masing-masing warga tetapi tetap tradisi menyambut bulan suci Ramadan ini masih ada dan dilestarikan oleh masyarakat Jawa Barat pada khususnya. ***

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler