Keren, Dua Siswa SMA Negeri 1 Ngamprah Bikin Aplikasi Anti Depresi

- 11 Desember 2020, 14:41 WIB
Pelajar di SMA Negeri 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, berhasil menciptakan aplikasi kesehatan mental yang dapat membantu mengurangi risiko depresi yang diberi nama Plong.  Aplikasi tersebut dibuat oleh Farhan Mandito Wirarachman dan Ananda Safira Choirunissa dan mejadi pembuktian inovasi pelajar di Jabar ditengah pandemi COVID-19.
Pelajar di SMA Negeri 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, berhasil menciptakan aplikasi kesehatan mental yang dapat membantu mengurangi risiko depresi yang diberi nama Plong. Aplikasi tersebut dibuat oleh Farhan Mandito Wirarachman dan Ananda Safira Choirunissa dan mejadi pembuktian inovasi pelajar di Jabar ditengah pandemi COVID-19. /Antara

GALAMEDIA - Siswa SMA Negeri 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, berhasil menciptakan aplikasi kesehatan mental yang dapat membantu mengurangi risiko depresi.

Aplikasi tersebut dibuat oleh Farhan Mandito Wirarachman dan Ananda Safira Choirunissa diberi nama Plong.

Ini menjadi pembuktian inovasi pelajar di Jabar di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Malam Pergantian Tahun Baru Nanti, Jalur Puncak Akan Ditutup hingga Pagi

Aplikasi Plong juga mengantarkan Farhan dan Ananda meraih medali perak dalam Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) Tahun 2020 di bidang game dan aplikasi.

Ananda Safira, Jumat, mengatakan aplikasi tersebut hadir setelah melihat salah satu teman sekolahnya yang mengidap gangguan mental sehingga sulit untuk melakukan komunikasi.

Hal tersebut yang mendorong dirinya dan Farhan untuk berinovasi di dunia teknologi dengan menghadirkan aplikasi Plong.

Baca Juga: Jenis Pelanggaran dalam Pilkada 2020 di Jawa Barat, Didominasi Masalah Netralitas ASN

"Awalnya itu, Plong terinspirasi pada temannya, founder kami ada yang mengidap gangguan mental. Kami memunculkan solusi dengan adanya aplikasi Plong, aplikasi kesehatan mental berbasis android dan ios," ujar Ananda seperti dikutip galamedia dari Antara.

Ananda mengaku awalnya kesulitan untuk membuat aplikasi tersebut di tengah pandemi Covid-19 yang memaksa mereka harus melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring.

Pasalnya, mereka sulit untuk bertemu dan saling bertukar pikiran terkait gagasan inovasi tersebut.

Baca Juga: Insiden Berdarah Laskar FPI, Polri Sebut Telah Periksa 14 Orang Saksi

"Itu karena kami membuatnya di tegah pandemi, sulit untuk komunikasi, sulit untuk menyatukan pemikiran. Tapi setelah ada kelonggaran, kita bertemu dan bertukar pikiran, tapi tentu kita juga terapkan protokol kesehatan," kata dia.

Pembuatan aplikasi tersebut, kata Ananda, membutuhkan waktu sekitar tiga bulan, mulai dari membuat konsep hingga menerjemahkannya ke visual sejak Juli 2020.

Kini aplikasi tersebut telah memasuki tahap penyempurnaan untuk bisa digunakan masyarakat menggunakan android.

Baca Juga: Polrestabes Bandung Tangkap 20 Pelaku Kejahatan Jalanan, Salah Seorangnya Mengaku Polisi

"Dan di sinilah aplikasi Plong diharapkan bisa menangani mereka yang gangguan mental dengan cara efektif karena menggunakan HP jadi bisa diakses dimana pun dan kapan pun," katanya.

Aplikasi tersebut memiliki beberapa fitur diantaranya mulai dari konseling, meditasi, relaksasi, jurnal bersyukur serta artikel kesehatan mental.

Bahkan pihak sekolah yang memberikan dukungan penuh atas karya pelajar tersebut melakukan kerjasama dengan tenaga medis dari Rumah Sakit Jiwa Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x