Mengapa Dosis Vaksin Tidak Cukup Satu Kali Suntikan? Ini Penjelasnnya, Jangan Anggap Remeh

- 26 Januari 2021, 16:03 WIB
Vaksin Covid-19 Sinovac Biotech
Vaksin Covid-19 Sinovac Biotech /EPA-EFE/ANDRE BORGES

GALAMEDIA - Vaksinasi Covid-19 sudah mulai berjalan di Indonesia. Vaksinasi pertama dilakukan 13 Januari 2021 lalu. Saat ini, semua daerah pun mengikutinya melakukan vaksinasi dengan prioritas utama adalah tenaga kesehatan.

Vaksinasi Covid-19 di Indonesia tahap awal ini adalah vaksin dari Sinovac. Dosis yang diberikan sebanyak dua kali. Dosis kedua akan diberikan 14 hari kemudian setelah penyuntikan pertama.

Melakukan vaksinasi lebih dari satu kali, menurut informasi yang dihimpun galamedia, bertujuan untuk mendorong tubuh menghasilkan antibodi yang diharapkan dapat melindungi diri dari infeksi virus di masa mendatang.

Baca Juga: Wow! Vaksin Covid-19 Bisa Langsung Dimasukan ke Hidung dan Hanya Satu Kali Dosis, Tengah Dikembangkan Peneliti

Untuk mendapatkan manfaat tersebut, vaksinasi tidak cukup dilakukan sekali saja. Lakukan setidaknya dua kali vaksin dalam selang waktu yang berbeda, yaitu setelah beberapa minggu dari vaksin pertama dilakukan.

Lebih baik jika vaksinasi dilakukan secara berkala. Jika ternyata kekebalan vaksin pertama cepat menghilang, Anda akan membutuhkan vaksinasi selanjutnya yang berfungsi sebagai penguat.

Paling tidak berikan sebanyak dua kali guna menghentikan penyebaran infeksi virus corona. Dua dosis yang diberikan diperkirakan telah meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti telah mengamati tingkat antibodi penetral tertinggi setelah dosis kedua diberikan. Pemberian dosis kedua ini dilakukan satu minggu setelah dosis pertama diberikan. Dalam penelitian selanjutnya, vaksin kedua dilakukan dengan jarang empat minggu setelah vaksin pertama diberikan.

Baca Juga: Tak Ingin Anak Berperilaku Menyimpang, Bangun Komunikasi yang Baik dengan Anak, Dengarkan juga Dia

Setelah vaksin ditemukan, diperkirakan akan muncul masalah baru, yaitu soal kebutuhan ganda vaksin corona, yang membutuhkan ketersediaan pasokan jarum suntik yang diperkirakan tidak akan mencukupi pada gelombang vaksinasi selanjutnya.

Jadi, masalah belum selesai meskipun vaksin corona sudah ditemukan, ya. Masalah ketersediaan jarum suntik masih diperkirakan menjadi masalah selanjutnya.

Tidak mengherankan jika vaksin virus corona membutuhkan lebih dari satu kali vaksin. Hal tersebut juga dilakukan pada beberapa jenis vaksin, seperti vaksin cacar dan hepatitis pada anak.

Orang dewasa pun melakukan beberapa kali vaksinasi herpes zoster guna membentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut. Lebih dari itu, vaksin DTaP pada anak membutuhkan lima dosis vaksin guna membentuk kekebalan tubuh dari difteri, tetanus, dan pertusis.

Baca Juga: Yayasan Asal Oman akan Bangun 1.000 Masjid di Wilayah Jabar, Lahannya Disediakan Pemprov Jabar

Hal yang perlu diwaspadai dari virus corona adalah, infeksi berulang bisa saja terjadi saat kekebalan tubuh seseorang mengalami penurunan karena kondisi tertentu.

Apalagi, virus corona yang saat ini merebak merupakan jenis virus baru, sehingga para peneliti membutuhkan waktu lebih lama guna mempelajari virus ini lebih dalam. Untuk membuktikan berapa lama tubuh dapat bertahan, hal ini masih memerlukan uji klinis lebih lanjut.

Tubuh memerlukan vaksin dalam dosis yang lebih guna memperkuat kekebalan tubuh. Pasalnya, setelah terinfeksi virus corona, pengidap bisa saja terkena infeksi berulang dengan virus yang sama, meski gejala yang muncul akan sangat ringan, dan hanya terjadi pada sebagian kecil pengidap.

Hal tersebut dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun setelah pengidap dinyatakan sembuh dari infeksi virus corona yang pertama. Jadi, jangan anggap remeh. ***

 

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x