Peneliti Inggris Sebut Konsumsi Kopi Turunkan Risiko Covid-19, Epidemiolog UI: Penelitian Sampah!

- 13 September 2021, 09:10 WIB
Ilustrasi secangkir kopi
Ilustrasi secangkir kopi /Pixabay.com/acekreations

GALAMEDIA - Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyatakan, studi Studi observasional yang mengaitkan konsumsi makanan dan minuman dengan Covid-19 tergolong 'junk-research' (penelitian sampah).

Hal tersebut diungkapkannya melalui akun Twitter @drpriono1 dikutip GALAMEDIA, Senin, 13 September 2021.

"Tingkat validitas tak bisa dipercaya, seperti studi nutrisi yang mengandalkan pertanyaan kuesionair," kata Doktor lulusan UCLA ini.

"Studi konsumsi makanan dengan kanker, ternyata hampir semua ada asosiasi. Sampah juga!," tegasnya.

Ia pun menjelaskan, semua hasil pengukuran berdasarkan ingatan responden tentang konsumsi sangat bias. Sering kali hasil pengukuran seminggu yang lalu dianggap sebagai perilaku konsumsi tahunan.

Baca Juga: Persija Masih di Papan Bawah Gara-gara Gol Bunuh Diri Rohit Chand

"Itu problem terbesar pada studi konsumsi nutrisi. Jangan mudah percaya, sains perlu disikapi dengan kritis. Perlu skeptis," tandasnya.

Sebelumnya ia merespons negatif atas adanya penelitian di Inggris berjudul 'Dietary Behaviors and Incident COVID-19 in the UK Biobank'.

"Junk epidemiologic research!," ujarnya.

Penelitian di Inggris tersebut sebelumnya diungkapkan dokter Adam Prabata melalui akun Twitter, @AdamPrabata·

Ia menyebutkan, makanan atau minuman yang ditemukan tidak berasosiasi dengan kemungkinan terkena Covid-19 berdasarkan penelitian ini adalah:

  • Teh
  • Minyak ikan
  • Daging merah
  • Buah-buahan

"Daging yang sudah diproses adalah makanan yang ditemukan berasosiasi dengan peningkatan risiko terkena Covid-19," ujarnya.

Ia mengungkapkan, penyebabnya diduga karena kebiasaan konsumsi daging yang sudah diproses berhubungan dengan pola hidup kurang sehat yang dapat meningkatkan risiko munculnya komorbid·

Kemudian, ia menyebutkan, konsumsi sayur ternyata berasosiasi dengan penurunan risiko terkena Covid-19.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 13 September 2021: Ibu Rosa Teringat Peristiwa Penting Dia dengan Pak Hartawan

"Efek anti inflamasi atau anti radang dan antioksidan yang ada dalam sayur diduga menjadi penyebab penurunan risiko tersebut," ujarnya.

"Salah satu yang mengejutkan adalah KOPI ternyata berasosiasi dengan penurunan risiko terkena Covid-19," katanya lagi.

Disebutkan, penurunan risikonya sekitar 10 persen. Frekuensi konsumsi kopinya 2-3 kali per hari.

Doktor lulusan Kobe University ini menyebutkan, berdasarkan diskusi di penelitian tersebut (Dietary Behaviors and Incident COVID-19 in the UK Biobank), kopi diduga berpotensi bermanfaat dengan penurunan risiko terkena Covid-19 karena:

  • Efek antioksidan & antiradang
  • Berasosiasi dengan kerja sel imun
  • Berkorelasi dengan sitokin tubuh

"Peradangan dan stress oksidatif dapat terjadi pada Covid-19," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, zat-zat yang memiliki efek antioksidan diduga bisa berkontribusi terhadap Covid-19, baik pencegahan, maupun pengobatan.

Begitu juga dengan zat-zat yang diduga bisa berperan atau membantu kerja sel imun, ia mengatakan, diduga juga bisa bermanfaat untuk Covid-19.

"Nah yang perlu diingat adalah hasil penelitian ini itu baru asosiasi, BUKAN menunjukkan hubungan sebab akibat," jelasnya.

Baca Juga: Peristiwa 13 September: Bursa Efek Jakarta Diguncang Bom, 10 Orang Tewas, 90 Luka-luka

"Artinya apa? Artinya masih perlu penelitian lebih lanjut untuk konfirmasi apakah memang benar kebiasaan-kebiasaan konsumsi tersebut, termasuk kopi, memang benar-benar dapat bermanfaat untuk Covid-19," ujarnya.

"Bahkan zat-zat lain yang bisa berperan untuk antiradang, antioksidan, atau mendukung sistem imun pun masih dalam tahap penelitian apakah memang benar-benar bisa bermanfaat untuk Covid-19," lanjut dr Adam.

Pada orang dewasa sehat, ia pun mengingatkan, konsumsi kopi dianjurkan tidak melebihi 400 mg kafein per hari atau kira-kira 4 cangkir kopi hitam per hari.

Bila mengalami keluhan seperti nyeri kepala, berdebar, atau sulit tidur, maka dianjurkan mengurangi konsumsi kopinya

"Secara umum, pada dewasa sehat, konsumsi kopi juga tidak menyebabkan masalah kesehatan, bahkan diduga berpotensi bermanfaat untuk kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah dan frekuensi yang tepat," tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah