Endang berharap, BAF#7 menjadi sarana para seniman untuk lebih berkreativitas, terlebih hasil karyanya bisa dipentaskan secara virtual yang bisa disaksikan di seluruh dunia.
"Ini luar biasa, BAF bisa digelar tahun ini walau tanpa dukungan dana yang memadai. Tapi spirit mereka untuk bisa bersilaturahkmi apapun bisa ditempuh lewat kreativotas tanpa batas," ujarnya.
Baca Juga: Habis-habisan Rizal Ramli 'Kuliahi' Sri Mulyani Berani Lempar Tanggung Jawab Soal Utang
Sejumlah seniman datang dari Pekanbaru, Borneo, Kutai, Malang, Bali, Surabaya, Lombok, NTT, Maluku, Palangkaraya, Jateng serta sejumlah daerah dari Jabar.
Sementara seniman dari luar negeri datang dari Malaysia, Singaoura, Thailand, Jepang, Australia, Belgia, Jerman, Perancis, Belanda, Guatemala, Meksiko, Brasil, Amerika dan sebagainya.
Mengawali BAF dengan pertunjukan tari Topeng Panji. Tarian ini menggambarkan bayi yang baru lahir ke dunia dan figur dari kalangan raja bangsawan, sekaligus cermin dari sublimasi kewibawaan serta ketenangan.
Topeng Panji adalah tarian yang disajikan di awal pertunjukan dengan karakter penari yang sangat lembut. Motif gerak penarinya sederhana dengan irama yang sangat lembut pula.
Kaki penari tidak pernah diangkat dari lantai. Apabila akan mengubah arah hadap, gerak penari tidak mengangkat telapak kaki dari lantai seperti gerak seser dalam tarian Jawa.
Dalam falsafah Jawa, Panji menggambarkan filosofi kehidupan dan budi yang luhur serta penyerahan diri pada Tuhan. Dalam sufi Islam, ia berada pada tingkat tertinggi posisi manusia yakni Insankamil, yaitu perilaku yang tidak goyah serta menyadari bahwa setiap hembusan napasnya adalah dari Tuhan.
Baca Juga: Berkat BNI Xpora UMKM Bisa Go Global, Keripik Ubi Produksi Sofi Menembus Pasar Korea Selatan