Sejarah Gunung Anak Krakatau yang Sempat Meletus 22 Desember 2018 dan Timbulkan Tsunami di Banten-Lampung

- 22 Desember 2021, 19:08 WIB
PRAJURIT KRI Torani 860 mengamati aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi di Perairan Selat Sunda, Jumat, 28 Desember 2018.*/ANTARA
PRAJURIT KRI Torani 860 mengamati aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi di Perairan Selat Sunda, Jumat, 28 Desember 2018.*/ANTARA /

Namun pada akhirnya, BMKG memverifikasi bahwa tsunami memang terjadi pada sekitar 21.30 WIB, beriringan dengan kondisi gelombang tinggi karena bulan purnama di Selat Sunda pada 21-25 Desember.

Pada 25 Desember, Humas BNPB menyatakan bahwa 429 orang meninggal, 1.485 orang luka-luka, 154 orang hilang, 16.082 orang mengungsi.

Korban dan kerusakan yang terdampak ialah dari Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lampung Selatan, dan Kabupaten Tanggamus.

Beberapa korban di antaranya adalah Heriyanto alias Aa Jimmy, seorang komedian, dan beberapa anggota grup musik Seventeen, di mana gitaris, basis, pemain drum dan manajer grup musik ditemukan meninggal dunia.

Sementara itu, rombongan santri SMA Islam Nurul Fikri Boarding School (NFBS) Serang yang menempati sebuah resor tepat di pinggir pantai di Umbul Tanjung selamat dari terjangan tsunami, walaupun bangunan di sekitar lokasi resor mereka luluh lantak akibat sapuan ombak.

Seluruh rombongan sebanyak 55 santri selamat. Mereka tengah melewati masa karantina menghafal Alquran dalam rangka persiapan pengambilan sanad ke Turki.

Berdasarkan data BNPB, menyebutkan kerusakan material dari tsunami ini meliputi 556 unit rumah rusak, sembilan unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal dan perahu rusak.***

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah