Bolehkah Kasar dalam Berdakwah? Ini Jawaban Ustadz Felix Siauw

- 7 Januari 2022, 17:14 WIB
Ustadz Felix Siauw menanggapi orang yang mengaku ISlam tetapi tidak percaya wajib menjalan syariat
Ustadz Felix Siauw menanggapi orang yang mengaku ISlam tetapi tidak percaya wajib menjalan syariat /Instagram/@felix.siauw/

Maka dakwah itu sendiri sudah bermakna sesuatu yang terbaik yang bisa kita berikan untuk mereka.

Kalau ingin mengundang seseorang bisa jadi dengan hikmah yang baik atau dakwah bil hal, dengan perbuatan kita.

Dengan kita berperilaku baik, tidak mencuri, tidak menyakiti orang lain secara fisik, memperlakukan diri kita dengan baik, berpenampilan baik, ini adalah dakwah bil hal atau dakwah bil hikmah.

Baca Juga: Film 'Cinta Pertama, Kedua & Ketiga' Resmi Tayang di Bioskop, Begini Keseruan Kisahnya

Bisa juga dengan kata-kata pengajaran yang baik semacam tausiyah. Jadi mengajarkan pun harus dengan cara yang hasanah, dengan cara yang baik. Hasanah itu segala sesuatu yang dipahami secara universal sebagai cara yang elegan.

Kemudian walaupun harus debat, tidak boleh berdebat dengan cara yang kasar seperti yang tercantum dalam QS. An-Nahl: 125, "Dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik".

Bila bertausiyah harus dengan cara yang hasanah, berdebat pun harus dengan cara yang lebih baik lagi. Maka ketika kita melakukan itu, itulah yang dimaksud dengan dakwah.

"Jadi kalau saya secara pribadi lebih memilih untuk mengambil makna dakwah  sebagai sebuah undangan. Sehingga kalau kita mengundang orang, perlakukanlah mereka sebagai tamu undangan, bukan perlakukan mereka sebagai tawanan," ujar Ustadz Felix Siauw.

Lalu bagaimana kalau ada yang berdakwah dengan cara kasar?

Baca Juga: Momen Haru Perpisahan Gen Halilintar dan Atta-Aurel di Turki: Hujan Air Mata

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x