Naskah Khutbah Jumat 9 Desember 2022: Jihad Cara Rasulullah, Mengenal Prinsip Ketuhanan dan Kemanusiaan

- 9 Desember 2022, 05:00 WIB
Naskah Khutbah Jumat 9 Desember 2022: Jihad Cara Rasulullah, Mengenal Prinsip Ketuhanan dan Kemanusiaan.
Naskah Khutbah Jumat 9 Desember 2022: Jihad Cara Rasulullah, Mengenal Prinsip Ketuhanan dan Kemanusiaan. /Pixabay/Mohammad Sheyriyar Shah/

Mujahid adalah orang yang mencurahkan seluruh kemampuannya dan berkorban dengan nyawa atau tenaga, pikiran, emosi dan apa saja yang berkaitan dengan diri manusia. Sedangkan jihad adalah cara untuk mencapai tujuan. Jihad tidak mengenal putus asa, menyerah, bahkan kelesuan, dan tidak pula pamrih.

Jihad tidak dapat dilakukan tanpa modal, karena itu jihad disesuaikan dengan modal yang dimiliki dan tujuan yang ingin dicapai. Sebelum tujuan tersebut tercapai dan selama masih ada modal di tangan, selama itu pula jihad dituntut.

Karena jihad harus dengan modal, maka mujahid tidak mengambil tetapi memberi. Bukan mujahid yang menanti imbalan selain dari Allah, karena jihad diperintahkan untuk dilakukan semata-mata karena Allah.


Jihad adalah titik tolak seluruh upaya, karenanya ia adalah puncak segala aktivitas. Ia bermula dari upaya mewujudkan jati diri, dan ini bermula dari kesadaran.

Karena itu Allah menekankan: Siapa yang berjihad, maka sesungguhnya ia berjihad untuk dirinya sendiri. Allah Mahakaya, tidak memerlukan sesuatu apa pun dari seluruh alam (QS 29: 6). Dan kesadaran harus berdasarkan pengetahuan serta bertentangan dengan paksaan. Karena itulah seorang mujahid bersedia berkorban.


Jamaah shalat jum’at hafidhakumullah,

Beragam jihad, beragam pula buahnya. Buah jihad seorang ilmuwan adalah pemanfaatan ilmunya, sementara buah jihad seorang karyawan adalah karyanya yang baik, guru adalah pendidikannya yang sempurna, pemimpin adalah keadilannya, pengusaha adalah kejujurannya, demikian seterusnya.

Dahulu, ketika kemerdekaan belum diraih, jihad mengakibatkan terenggutnya nyawa, dan hilangnya harta benda. Namun bukan kematian itu sendiri yang menjadi tujuan.

Tujuan jihad waktu itu justru adalah demi lestarinya kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Kalaupun nyawa melayang, itu adalah konsekuensi logis totalitas perjuangan para pahlawan.


Karena itu, jihad para pahlawan revolusi yang menumpas penjajahan dan ketidakadilan tak bisa disamakan dengan praktik bom bunuh diri yang dilakukan di negara damai. Alih-alih menghidupkan, “jihad” semacam ini justru memunculkan korban-korban dan masalah baru.

Halaman:

Editor: Shiddik Zaenudin

Sumber: NU Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x