Rasulullah Penasaran dengan Wangi Semerbak Makam Wanita Shalehah Penghuni Surga

- 24 Agustus 2020, 08:39 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. /

 

GALAMEDIA - Ketabahan dan keimanannya sangat kokoh serta memegang erat ketauhidannya kepada Allah di zaman Firaun. Membuatnya menjadi salah satu wanita shalehah penghuni surga.

Yang kisahnya menjadi sebuah inspirasi untuk umat islam agar bisa mempertahankan ketaatan kepada Allah. Bahkan kuburannya pun tercium sangat harum.

Ketika Rasulullah Saw., melakukan perjalanan Isra’ Mikraj tercium aroma sangat harum. Rasulullah penasaran bertanya kepada Jibril, “Harum Apakah iu wahai Jibril?”

Baca Juga: Peristiwa 24 Agustus: Letusan Gunung Vesuvius Hancurkan Kota Pompeii, Puluhan Ribu Orang Tewas

Malaikat Jibril menjawab, “Itu adalah wangi dari kuburan seorang perempuan Shalehah bernama Siti Masyitah, dan anak–anaknya.”

Kisah perempuan yang memegang teguh kebenaran dan keimana kepada Allah Swt., ini dinyatakan dalam hadist Ibnu Abbas.

Dikutip dari Buku The Perfect Muslimah karya Ahmad Rifa’I Rif’an salah satu penulis yang telah mengeluarkan banyak karya best seller. Bahwa Siti Masyitah ialah seorang wanita Shalehah yang hidup pada Zaman Firaun. Pada masa itu, ada tiga orang terdekat Firaun yang diam-diam beriman kepada Allah Swt dan Nabi Musa AS.

Baca Juga: Lewat Pintu Inilah Setan Menggoda dan Menjerumuskan Manusia

Mereka adalah Asiyah yang tak lain istri Firaun, lalu Huzaqil orang kepercayaan Firaun, serta Siti Masyitah, perempuan yang bertugas mengurus anak Firaun. Huzaqil menikah dengan Masyitah.

Di istana, Huzaqil menjadi ornag kepercayaan Firaun. Suatu hari terjadi perdebatan anatara Huzaqil dengan Firaun terkait hukuman kepada ahli sihir yang beriman kepada Nabi Musa AS. Huzaqil menentang keras keputusan Firaun.

Dari situlah firaun mulai merasa curiga, jangan-jangan Huzaqil selama ini menjadi pengikut Musa dan mengimaninya. Karena sikap tersebut Huzaqil dihukum mati oleh Firaun, karena mempertahankan keyakinannya kepada Agama yang dibawa Musa AS.

Baca Juga: Positif Covid-19 Global Lebih dari 23 Juta Jiwa, India dan AS Catat Penambahan Terbanyak

Kemudian Huzaqil ditemukan meninggal dunia dengan tangan terikat di pohon kurma, tubuhnya penuh dengan tusukan anak panah. Tentu saja Masyitah sebagai istri merasa sangat sedih melihat kondisi sang suami yang dibunuh dengan cara yang mengenaskan. Namun ia memilih untuk bersabar.

Sepeninggal suaminya, Masyitah tetap bekerja seperti biasa, yakni mengasuh putri Firaun. Hingga suatu hari ada kejadian yang berdampak besar bagi Masyitah. Inilah ujian keimanan yang cukuo menyedihkan baginya.

Saat itu masyitah menyisir rambut putri Firaun. Secara tak sengaja sisir yang dipegang oleh Masyitah terjatuh.

Baca Juga: Terungkap! 2 Rudal Iran Hantam Pesawat Ukraina dengan Selisih Waktu 25 Detik

Spontan terucap kalimat “bismillah” dari lisan Masyitah.

Hal itu membuat anak Firaun terkejut, “Apakah ucapan yang kamu maksud adalah ayahku?” Siti Masyitah dengan berani berkata, “ucapan itu bukan ditujukan untuk ayahmu, melainkan kepada Tuhan yang sesungguhnya, yaitu Allah. Karena Tiada Tuhan selain Allah.”

Jawaban Masyitah ini membuat anak Firaun tersinggung, hingga ia mengadukan kepada ayahnya dan itu membuat Firaun marah besar. Ia tidak menduga sama sekali kalau pengasuh anaknya ternyata adalah pengikut Musa.

Baca Juga: Empat Golongan Orang Ini Dipercaya Bisa Memperlambat Terjadinya Kiamat

Masyitah lantas dipanggil dan ditanya oleh Firaun, “Apakah benar yang disampaikan putriku? Siapakah Tuhan yang engaku sembah selama ini?”

Masyitah dengan lantang menjawab, “Benar. Tiada Tuhan selain Allah yang sesungguhnya menguasai alam dan isinya.” Jawaban itu membuat Firaun semakin murka.

Dia memerintahkan para pengawal menyiapkan minyak mendidih di dalam wadah yang besar untuk mengodok Masyitah dan anak-anaknya. Hukuman ini dipertontonkan di depan Masyarakat luas sebagi pelajaran agar masyarakat tidak berani membangkang Firaun.

Baca Juga: Kejutan Arkeologi: Penemuan 'Monster Biru' di Makam Berusia 1.400 Tahun Bantu Tulisan Ulang Sejarah

Firaun memerintahkan melemparkan anak Masyitah satu persatu dihadapan ibunya. Masyitah tentu saja hanya bisa memandang dengan tangisan. Hingga yang terakhir ini hendaknya dimasukkan ke dalam penggorengan raksasa itu, Masyitah sempat ragu, karena masyitah dibenturkan dengan nalurinya sebagi ibu.

Namun Allah menguatkan Masyitah melalui Kekuasaan-Nya. Bayi yang masih menyusu itu tiba-tiba bisa berbicara, “Sabarlah wahai Ibu, sesungguhnya kita adalah pihak yang benar. Wahai Ibu, Masukkanlah, karena sesungguhnya siksa dunia lebih ringan dari siksa akhirat.” (HR. Ahmad)

Kalimat bayinya tersebut menguatkan keimanan Masyitah, Dengan berserah diri Masyitah mengucap, “Bismillahi tawakaltu alallah, wallahu akbar.” Siti Masyitah pun masuk ke minyak mendidih.

Baca Juga: Ingatkan Kematian Kim Jong-il, Jurnalis Inggris: Sejujurnya Saya Percaya Kim Jong-un Sudah Mati

Namun ada keanehan di sini. Begitu minyak panas menggerus raga mereka, tercium bau yang sangat harum dari dalam wajan penggorengan. Ketika masyitah, dan anak-anak dilemparkan satu persatu ke penggorengan, ternyata Allah terlebih dahulu mencabut nyawa mereka sehingga tidak merasakan perih dan panasnya minyak mendidih.

Tulang belulang masyitah beserta anak-anaknya di kubur di suatu tempat namun terus menerus mengeluarkan bau yang sangat harum. Aroma wangi itu tercium Rasulullah ketika isra’ Mi’raj. “Itulah kuburan Masyitah bersama anak-anaknya.” (Dea/Job)

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x