Cara Memperbaiki Mental Anak yang Sering Dimarahi atau Dibentak

- 18 Agustus 2023, 13:25 WIB
Ilustrasi Memperbaiki Mental Anak.
Ilustrasi Memperbaiki Mental Anak. /Pixabay/

GALAMEDIANEWS - Parents, sebagai orangtua, pasti ada waktunya kadang kamu kelepasan dan akhirnya susah menekan emosi dalam menghadapi Si Kecil. Hal ini sangat wajar, karena mom and dad juga merupakan orang yang memiliki batas kesabaran.

Namun, anak-anak yang mengalami kekerasan fisik dan verbal dapat mengalami trauma. Bagaimana cara memperbaiki mental anak yang sering dimarahi? Jika mom and dad terlanjur melakukan tindakan tersebut, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

1. Jangan Ragu Meminta Maaf

Terkadang mengatakan "Mama Papa Minta Maaf" tidak selalu mudah. Selain itu, generasi awal kita sering menganggap bahwa permintaan maaf, terutama dari orang yang jauh lebih tua dari anak kita sendiri, dapat mengurangi rasa hormat dan membuatnya semakin manja dan ngelunjak.

Baca Juga: Hadapi Pemilu 2024, KPPI Kota Bandung Gelar Pendidikan Politik Bagi Perempuan

Coba ingat-ingat, apakah di dalam keluarga, mom dan dad selalu menerapkan bahwa orang tua selalu benar dan paling tahu segalanya? Orang tua bukanlah makhluk yang sempurna dan bisa melakukan kesalahan. Jadi terkadang mom and dad bisa melakukan kesalahan dengan Si Kecil, dan Anda tidak perlu malu untuk mengakuinya. Biarkan anak mengerti bahwa siapa pun bisa melakukan kesalahan, termasuk orang tua, dan siapa pun yang melakukan kesalahan perlu meminta maaf dan dimaafkan.

Children see, children do. Wajar jika anak selalu mencontoh orang tuanya dan terus meniru apa yang dilakukan orang tuanya, baik sengaja maupun tidak. Jadi, jika Anda ingin anak Anda tidak segan-segan meminta maaf ketika dia salah, biasakan budaya meminta maaf di rumah dan dorong berulang kali bahwa meminta maaf bukanlah hal yang sulit.

Baca Juga: 80 Nama Bayi Perempuan Islami Tercantik: Makna dan Keindahannya yang Menyentuh Hati

2. Biarkan Anak Mengekspresikan Perasaannya

Banyak anak tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaannya karena sebagian dari mereka hanya ingin menyimpannya sendiri. Nyatanya, menyembunyikan perasaan itu tidak nyaman. Arti diamnya anak akan membuat orang tua menjadi bingung. Kira-kira apa yang membuatnya demikian?

Apakah anak Anda benar-benar pendiam atau pernahkah Anda membuatnya merasa bahwa yang terbaik adalah menyembunyikan perasaan ini? Jika Anda memiliki anak yang pendiam, selalu tarik dia lebih dekat. Jika Anda merasa ada yang tidak biasa, katakan sedemikian rupa sehingga dia merasa terpancing untuk mengungkapkan perasaannya.

Baca Juga:  7 Tips Mengatasi Kolik pada Bayi, Orang Tua Perlu Mengenali Pula Ciri dan Penyebabnya!

Misalnya anak terlihat marah, Anda bisa mengatakan: "Kamu terlihat kesal? Kenapa? Sini cerita." Anda harus dapat mempercayai anak Anda bahwa Anda benar-benar ada untuk mereka. Saat Anda menghabiskan waktu bersama si kecil di rumah, Anda juga dapat mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui bagaimana perasaan mereka. Misalnya: "Pernah ngerasa gak perasaan manusia itu kayak lift? Suka naik turun dan tidak menentu?". Si kecil pasti akan mulai berpikir, beri dia waktu sampai dia siap untuk mengatakannya.

3. Tunjukan Mom and Dad Menyayanginya

Kasih sayang orang tua dapat membuat anak merasa aman, nyaman, dan bahagia. Hal ini karena anak merasa dicintai oleh Ibu dan Ayah, sehingga akan menjadikan ia tidak mudah takut, tidak suka menyakiti orang lain, lebih sering tersenyum, dan tidak mudah marah. Anak yang merasa aman dan disayangi, biasanya akan berprestasi baik di sekolah, lebih percaya diri, memiliki rasa hormat yang baik, serta mampu menghadapi berbagai tantangan hidup dengan mudah.

4. Perbaiki Kualitas Komunikasi

Komunikasi yang efektif di dalam keluarga akan berdampak pada hubungan yang baik antar anggota keluarga. Anak yang tumbuh di keluarga yang mempunyai komunikasi yang efektif akan tumbuh menjadi anak/remaja yang percaya diri, mampu menjadi pendengar yang baik, serta mampu mengendalikan diri baik di rumah maupun di sekolah.

Jadilah pendengar yang baik saat anak berbicara atau bercerita. Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari kebiasaan anak. Jika anak masih diliputi emosinya yang memuncak hingga membuatnya sulit berbicara, orang tua jangan memaksakan anak untuk segera bicara.

Baca Juga: Jadwal MotoGP Australia 2023 Akhir Pekan Ini, Laga Akan Digelar di Sirkuit Red Bull

5. Pahami Karakter Anak

Anak-anak memiliki keunikannya sendiri, ini tercermin dari karakter anak dan bagaimana anak berperilaku dalam kesehariannya. Oleh karena itu, memahami karakter anak menjadi sangat penting, terutama bagi ayah dan ibu serta keluarga terdekat. Karena keluarga merupakan lingkungan pertama bagi tumbuh kembang anak dan lingkungan pertama dimana anak mengenal diri dan sekelilingnya.

Perbedaan dan keunikan masing-masing anak biasanya tercermin dari ciri, minat, passion, kesukaan, dan kegiatan yang anak-anak sukai dalam rentang waktu yang lama. Keunikan tersebut disebabkan oleh dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah dari hasrat dan keinginan anak tersebut. Sedangkan faktor eksternal biasanya dari perilaku orang tua dan lingkungan keluarga serta film yang ditontonnya.

6. Berikan Waktu Khusus

Orangtua sangat perlu untuk meluangkan atau menyediakan waktu khusus untuk bersama-sama dengan anak mereka, saat itulah orangtua akan mendapatkan banyak informasi tentang kondisi anak anak. Dengan meluangkan waktu bersama anak anak, maka diharapkan dapat memahami tahap perkembangan dan kesiapan belajar anak, juga dapat memberikan masukan untuk kemajuan sekolah mereka.

Ikatan antara orang tua dan anak semakin dalam. Anak-anak yang dekat secara emosional dengan orang tuanya lebih mampu menahan pengaruh lingkungan yang negatif, dan anak-anak cenderung lebih bahagia. Hal ini dikarenakan anak mendapat perhatian dari orang tuanya dan merasa dihargai serta didengarkan.***

Editor: Dicky Aditya

Sumber: YouTube @bundafitriyah1092


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah