Kenali 3 Jenis Pola Asuh (Parenting) yang Baik bagi Anak

- 24 Oktober 2023, 20:44 WIB
Pola Asuh Anak
Pola Asuh Anak /Freepik/Jcomp



GALAMEDIANEWS – Jika berbicara mengenai harapan orang tua terhadap anak tentu jawabannya akan beragam sekali, mulai dari ingin memiliki anak yang penurut, pintar, tidak nakal, membanggakan orang tua, dsb. Wajar memang ketika kita memiliki anak, setiap pasangan mempunyai pengharapan seperti jawaban diatas. Namun, pertanyaannya, bagaimana cara mencetak anak yang memiliki karakter seperti dambaan orang tua? Sama halnya dengan jawaban sebelumnya, cara yang diterapkan setiap orang tua dalam mengasuh anak tentunya sangat beragam.

Misalnya saja, seorang ayah menerapkan pola asuh yang cenderung disiplin, sebaliknya ibu lebih longgar dalam menerapkan aturan, dan yang terjadi kemudian, orang tua bertengkar, saling menyalahkan serta menganggap sikapnya lah yang paling tepat. Maka sebaiknya pasangan haruslah memiliki kesepakatan yang sama terkait pola asuh (parenting) yang akan diterapkan pada anak mereka.

Latar belakang budaya juga memiliki dampak besar pada bagaimana suatu keluarga ada dan bagaimana anak-anak dibesarkan. Misalnya dengan ideologi budaya, etnis, dan spiritual yang berbeda, status sosial ekonomi, dan keluarga orang tua tunggal adalah beberapa faktor yang menentukan berbagai gaya pengasuhan di antara keluarga.

Baca Juga: Ide Jualan Makanan 2023 Modal Kecil Untung Besar Resep Tekwan Udang ala Eddrian Tjhia Khas Palembang

Berikut setidaknya terdapat 3 Pola Asuh (Parenting) yang dapat diterapkan pada pengasuhan anak yaitu:

1.      Pola Asuh Permisif

Pola asuh ini dicirikan dengan apa pun yang ingin dilakukan anak akan diperbolehkan, dan orangtua cenderung sibuk dengan pekerjaan atau kepentingan yang lain. Orang tua yang permisif cenderung hangat, mengayomi dan biasanya memiliki harapan minimal atau tidak sama sekali. Mereka memberlakukan aturan terbatas pada anak-anak mereka. Komunikasi tetap terbuka, tetapi orang tua mengizinkan anak-anak mereka untuk mencari tahu sendiri. Tingkat harapan yang rendah ini biasanya menghasilkan penggunaan disiplin yang jarang. Mereka bertindak lebih seperti teman daripada orang tua.

2.      Pola Asuh Otoriter

Orang tua dengan gaya pola asuh ini cenderung memiliki mode komunikasi satu arah di mana orang tua menetapkan aturan ketat yang dipatuhi anak. Ada sedikit atau tidak ada ruang untuk negosiasi dari anak, dan aturan biasanya tidak dijelaskan. Mereka mengharapkan anak-anak mereka untuk menegakkan standar-standar ini sementara tidak membuat kesalahan. Kesalahan biasanya mengarah pada hukuman. Orang tua otoriter biasanya kurang mengasuh dan memiliki harapan tinggi dengan fleksibilitas terbatas.

Anak-anak yang tumbuh dengan orang tua otoriter biasanya akan menjadi yang paling berperilaku baik di ruangan karena konsekuensi dari perilaku buruk. Selain itu, mereka lebih mampu mematuhi instruksi yang tepat yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Selain itu, gaya pengasuhan ini dapat mengakibatkan anak-anak yang memiliki tingkat agresi yang lebih tinggi tetapi mungkin juga pemalu, tidak kompeten secara sosial, dan tidak dapat membuat keputusan sendiri

3.      Pola Asuh Otoritatif

Tipe orang tua ini biasanya mengembangkan hubungan yang erat dan memelihara dengan anak-anak mereka. Mereka memiliki pedoman yang jelas untuk harapan mereka dan menjelaskan alasan mereka terkait dengan tindakan disipliner. Metode disiplin digunakan sebagai cara untuk mendukung alih-alih hukuman. Anak-anak tidak hanya dapat memiliki masukan ke dalam tujuan dan harapan, tetapi ada juga tingkat komunikasi yang sering dan tepat antara orang tua dan anak mereka. Secara umum, gaya pengasuhan ini mengarah pada hasil yang paling sehat untuk anak-anak tetapi membutuhkan banyak kesabaran dan upaya pada kedua belah pihak.

Baca Juga: Resep Sop Ikan Goreng Pedas Kuning ala Rudy Choirudin Makanan Nikmat dan Lembut di Mulut

Pola asuh otoritatif menghasilkan anak-anak yang percaya diri, bertanggung jawab, dan mampu mengatur diri sendiri. Mereka dapat mengelola emosi negatif mereka secara lebih efektif, yang mengarah pada hasil sosial dan kesehatan emosional yang lebih baik. Karena orang tua ini juga mendorong kemandirian, anak-anak mereka akan belajar bahwa mereka mampu mencapai tujuan mereka sendiri.***

Editor: Ryan Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x