Air Laut Menjadi Tawar: Dilema di Balik Solusi

- 20 Februari 2024, 17:28 WIB
Bagaimana Jika Air Laut Berubah Menjadi Air Tawar?
Bagaimana Jika Air Laut Berubah Menjadi Air Tawar? /YouTube Kok Bisa?/

GALAMEDIANEWS – Meskipun planet kita didominasi oleh air, akses terhadap air bersih masih menjadi masalah bagi banyak orang. Mengubah air laut menjadi tawar mungkin terkesan sebagai solusi ideal, namun kenyataannya jauh lebih kompleks dan penuh dilema.

Dilansir dari YouTube Kok Bisa?, Jika Air Laut berubah menjadi Air Tawar sisi positifnya adalah; Pertama, Akses Air Bersih, Miliaran galon air bersih dapat tersedia untuk semua orang, membantu mengatasi krisis air global.

Kedua, Ketahanan Pangan, Meningkatkan produksi tanaman dan ketahanan pangan di wilayah kering. Sisi positif terakhir ialah Pembangunan Ekonomi, Mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah pesisir dengan membuka peluang baru dalam industri akuakultur dan pariwisata.

Baca Juga: BMKG Ingatkan Suhu Muka Air Laut Kian Memanas, Hujan Super Lebat Terus Membayangi Wilayah Indonesia

Dibalik sisi positif terdapat juga sisi negatif apabila air laut berubah menjadi ai tawar yaitu; Pertama, Kerusakan Ekosistem Laut, Hilangnya habitat laut dan sumber makanan bagi banyak spesies.

Kedua, Kematian massal ikan dan makhluk laut lainnya, mengganggu keseimbangan ekosistem laut. Sisi negatif yang terakhir ialah Kerusakan terumbu karang, yang berperan penting dalam menjaga keanekaragaman hayati laut.

Selain itu berubahnya air laut menjadi air tawar berdampak juga pada iklim yakni; Berkurangnya penyerapan karbon oleh laut, memperburuk krisis iklim global, dan Gangguan pada pola cuaca dan curah hujan, meningkatkan risiko kekeringan dan banjir.

Selain pada iklim,hal ini berdampak juga pada sosial dan ekonomi yaitu: Hilangnya mata pencaharian bagi masyarakat pesisir yang bergantung pada laut, Biaya tinggi untuk membangun dan memelihara infrastruktur desalinasi, dan Potensi konflik dan ketegangan antar wilayah terkait akses air bersih.

Baca Juga: Berlian: Di Balik Kilauan, Ada Kebohongan dan Kebenaran

Meskipun mengubah air laut menjadi tawar secara teoritis mungkin, terdapat beberapa hambatan: Pertama adalah Biaya, Teknologi desalinasi masih tergolong mahal, sehingga air hasil desalinasi relatif lebih mahal dibandingkan air tawar konvensional.

Hambatan kedua ialah Energi, Proses desalinasi membutuhkan energi yang besar, berpotensi meningkatkan emisi karbon dan memperburuk krisis iklim. Hambatan terakhir ialah Limbah, Desalinasi menghasilkan limbah brine yang pekat dan beracun, yang perlu dibuang dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan lingkungan.

Solusi Alternatifnya adalah Konservasi Air, Mengurangi penggunaan air secara individu dan kolektif melalui berbagai upaya seperti Penggunaan peralatan hemat air, Kampanye edukasi dan kesadaran publik, Penerapan regulasi dan kebijakan yang mendorong konservasi air, dan Pengumpulan Air Hujan, Memanen air hujan untuk berbagai keperluan seperti: Penyiraman tanaman, Pengisian toilet, dan Kebutuhan domestik lainnya.

Bagaimana cara memaksimalkan manfaat desalinasi sambil meminimalkan dampak negatifnya? Apa peran individu, pemerintah, dan organisasi internasional dalam mengatasi krisis air global? Bagaimana kita dapat membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dengan akses air yang adil dan merata bagi semua?

Mengubah air laut menjadi tawar bukanlah solusi ajaib untuk mengatasi kekurangan air. Dilema antara manfaat dan konsekuensinya perlu dipertimbangkan dengan matang. Upaya-upaya alternatif seperti konservasi air dan pengolahan air limbah perlu diprioritaskan untuk mencapai solusi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.(Nabil Shiddiq Tabaki) ***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: YouTube Kok Bisa?


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah