Setelah Usai Lebaran Orang Akan Melakukan Halal bi Halal, Berikut Istilah Sejarahnya!

- 17 April 2024, 09:27 WIB
Ilustrasi kegiatan halal bi halal
Ilustrasi kegiatan halal bi halal /Pexels.com @RDNE Stock Project/

GALAMEDIANEWS - Halal bi Halal sudah menjadi bagian dari tradisi yang menjadi momen penting dalam mempererat tali silaturahmi, untuk memperbaiki ikatan persaudaraan antar sesama manusia. 

Biasanya tradisi Halal bi Halal dilakukan di saat hari-hari besar, seperti Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha. Namun untuk bermaafan tidak ada salahnya dilakukan kapanpun.

Istilah Halal bi Halal ini pertama kali dicetuskan oleh KH Wahab Hasbullah, di tengah masa- masa revolusi kemerdekaan Indonesia yang sedang dilanda gejala disintegritasi bangsa.

Baca Juga: Apa Itu Halal Bihalal? Pentingkah Halal Bihalal? Berikut Arti, Makna, dan Tujuan dari Halal Bihalal

Jika kita perhatikan, istilah "Halal bi Halal" merupakan sebuah frase atau kalimat yang mengandung kata-kata dalam bahasa Arab yaitu halal dan bi.

Namun demikian nyatanya frase halal bi halal tidak akan anda temukan dalam kamus bahasa Arab, baik klasik maupun modern. 

Tidak pula anda temukan dalam percakapan sehari- hari bangsa Arab. Karena memang bahasa halal bi halal ini merupakan sebuah istilah unik berasal dari Indonesia.

Sebagaimana dituturkan oleh KH Fuad Hasyim (alm) dari Buntet Cirebon, penggagas istilah halal bi halal ini adalah KH Abdul Wahab Hasbullah, seorang ulana besar di Indonesia yang berkharismatik dan berpandangan moder.

KH Abdul Wahab Hasbullah hidup di masa penjajahan dan masa-masa awal Negara Indonesia. Setelah Negara Indonesia merdeka pada tahun 1945, Indonesia menghadapi babak baru dalan menghadapi masalah pasca kemerdekaan.

Pada tahun 1948, Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa, dimana para elit politik saling bertengkar, sementara pemberontakan mulai terjadi dimana-mana.

Baca Juga: 3 Contoh Teks Sambutan Halal Bihalal Idul Fitri 1443 H: Bisa di Berbagai Tempat

Pada pertengahan bulan Ramadhan, tahun 1948, Presiden memanggil KH Abdul Wahab Hasbullah ke istana negara. Beliau dimintai saran agar Bung Karno dapat menyekesaikan situasi pelik dari politik Indonesia saat itu.

Kiai Wahab mengusulkan agar Bung Karno mengadakan acara silaturahmi antar elit politik, karena sebentar lagi adalah Hari Raya Idul Fitri, dimana umat islam di sunnahkan untuk bersilaturahmi.

"Silaturahmi sudah biasa, saya ingin istilah yang lain," jawab Bung Karno. Kiai Wahab lalu menjawab "Itu gampang, begini, para elit politik tidak mau bersatu itu karena mereka saling menyalahkan. Saling nenyalahkan itu kan dosa, dan dosa itu haram. Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan. Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling menaafkan, saling menghalalkan. Sehingga silaturahmi nanti pakai istilah halal bi halal."

Itulah sejarah awal mula adanya istilah halal bi halal. Pertama kali dicetuskan oleh K.H Wahab Hasbullah.***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: Instagram @matahatipemuda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah