GALAMEDIA - Di antara terapi kesehatan yang populer di tengah masyarakat adalah sengatan lebah. Sejak ribuan tahun lalu, terapi sengatan lebah sudah dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit, seperti nyeri sendi dan rematik.
Meski dinilai efektif mengatasi keluhan kesehatan, metode pengobatan tradisional ini tidak boleh sembarang dilakukan. Dikutip Galamedia dari laman klikdokter.com, ada sejumlah risiko dan efek samping terapi sengatan lebah yang perlu Anda ketahui.
Baca Juga: Jangan Anggap Sepele Kismis, Si Manis Segudang Manfaat, Mulai Mencegah Anemia hingga Penyakit Kronis
Terapi Sengatan Lebah
Sesuai dengan namanya, terapi sengat lebah merupakan metode pengobatan menggunakan racun lebah hidup. Pemilihan racun lebah bukan tanpa alasan.
Racun lebah (apitoxin) mengandung banyak senyawa biologis aktif. Di antara kandungannya adalah asam amino dan enzim yang memiliki sifat anti-inflamasi. Enzim tersebut bisa mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.
Terapi ini dilakukan dengan menempatkan lebah pada kulit seseorang. Lebah dibiarkan menginjeksi racun di beberapa bagian tubuh yang telah dipilih oleh ahli terapi.
Baca Juga: Hati-Hati! Jangan Sebut Hoax, Kalau Pemerintah Tidak Bisa Menunjukkan Naskah Final UU Cipta Kerja
Seorang ahli terapi sengat lebah asal Yogyakarta, Wima, dalam buku Sehat dengan Terapi Lebah, menyebut, daya tubuh orang berbeda-beda. Oleh karena itu, terapi lebah pada setiap orang punya cara dan penanganan yang berbeda pula.
Menurut dia, dalam sekali terapi, seseorang biasanya mendapat sengatan tidak lebih dari sepuluh kali.