Wima biasanya menyarankan pasiennya agar makan terlebih dahulu, lalu beristirahat selama tiga jam. Setelah itu, pasien akan menjalani sengat pembuka saraf di bagian tengkuk dan pinggang. Di bagian tubuh tersebut terdapat saraf yang paling sensitif.
Jika tidak terjadi gejala alergi, pasien bisa langsung menjalani terapi sengat lebah lanjutan. Bila ada reaksi alergi, pasien disarankan untuk melakukan terapi secara bertahap dengan jangka waktu lebih panjang.
Baca Juga: Terungkap! Ini Kendala PJJ Tidak Maksimal, Wakaf Salman ITB dan bodrex Luncurkan Program Donasi
Dengan terapi yang dijalankannya, Wima mengklaim dapat membantu orang-orang menyembuhkan berbagai penyakit. Sebagai contoh, mengobati penyakit darah tinggi, diabetes melitus, masalah kolesterol, asam urat, dan gangguan liver.
dr. Arina Heidiyana memberikan penjelasan senada. Ia mengatakan, beberapa penelitian sudah mengungkap manfaat terapi sengat lebah untuk mengatasi berbagai penyakit.
Dia merujuk Journal of Diabetes and Metabolism (2015). Dalam sebuah artikel, dipaparkan penelitian uji coba racun lebah terhadap kelinci diabetes. Hasilnya, racun lebah dapat dipertimbangkan sebagai agen terapi untuk diabetes.
Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini, Sabtu 10 Oktober 2020 di Indosiar: Malam Minggu Saatnya Nonton Pop Academy
“Tapi, Anda harus hati-hati juga karena sengatannya itu bisa menimbulkan reaksi alergi,” dr. Arina mengingatkan.
“Jadi, untuk manusia masih dibutuhkan penelitian lanjutan lagi, karena belum diketahui efektivitasnya,” dia mengingatkan.
Efek Samping Terapi Sengatan Lebah
Dalam praktiknya, terapi sengat lebah juga menimbulkan beberapa efek samping. Menurut dr. Arina, berikut empat reaksi dan risiko terapi sengat lebah yang bisa saja muncul: