Hari Pahlawan, Ini Detik-detik Pertempuran Surabaya dan Semangat Rakyat Mempertahankan Kemerdekaan

- 2 November 2020, 14:07 WIB
Hari Pahlawan, 10 November 2020
Hari Pahlawan, 10 November 2020 /

Di hari yang sama, ketika tengah malam, Radio Pemberontakan terhadap sekutu, menyebarkan semangat seluruh lapisan masyarakat untuk bersatu dan merebut kembali tempat-tempat vital yang telah dikuasai Inggris dan sekutu.

Aspirasi perlawanan terhadap penjajah dikumandangkan oleh Bung Tomo (1920-1981), seorang yang berapi-api menggunakan radio untuk perjuangan. Hal tersebut menimbulkan suasana semangat revolusi yang fanatik ke seluruh kota.

Sebagai respons atas keberanian Arek Surabaya dan figur Bung Tomo, maka pada akhir bulan Oktober para pemimpin Nahdatul Ulama dan Masyumi memberi dukungan dan menyatakan bahwa perang mempertahankan tanah air Indonesia adalah Perang Sabil (Ricklefs: 1998).
Bertepatan tanggal 29 Oktober para pemuda Surabaya mulai gegap gempita mempertahankan kedaulatan. Dari beberapa perlawanan yang dilancarkan, maka para pemuda ini berhasil menguasai kembali obyek vital yang sebelumnya diduduki sekutu.

Untuk menyelamatkan pasukan Inggris dan sekutu dari amuk warga Surabaya, Jenderal DC. Hawntorn meminta Presiden Soekarno untuk menyerukan penghentian pertentangan antara pemuda dan sekutu.

Saat itu Soekarno didampingi oleh Moh Hatta dan Amir Syarifuddin mengadakan perjanjian dengan pihak sekutu yang ditujukan untuk menghentikan kontak senjata.

Baca Juga: Bansos Provinsi Jabar Tahap III Gerakkan Ekonomi Masyarakat

Berdasarkan hasil perundingan dibentuklah Contact Committee (Kontak Penghubung). Ketika itu, kedaulatan RI diakui sekutu, namun pasca perundingan penyerangan dilakukan kembali sehingga banyak kampung penduduk yang menjadi korban. Tindakan sekutu yang didominasi pasukan Inggris ini semakin menyulut pertikaian.

Pada tanggal 31 Oktober 1945, Brigadir Mallaby yang dikawal oleh Kapten Smith, Kapten Shaw dan Letnan Laughland tiba-tiba ditahan oleh sekelompok pemuda. Hal itu membuat Mayor Venugopall melemparkan granat ke arah pemuda.

Saat itu terjadi letusan yang hebat dari kedua belah pihak. Jenderal Brigadir Mallaby yang ada di lokasi justru terbunuh dan hangus bersama mobil. Versi lain mengungkapkan bahwa Mallaby tewas karena menjadi sasaran pemuda, ia ditusuk dengan bayonet dan bambu runcing.

Baca Juga: DCM 2020 Bisa Menstimulasi Pengusaha Muda Saat Terguncang Pandemi Covid-19

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x