Hari Pahlawan, Ini Detik-detik Pertempuran Surabaya dan Semangat Rakyat Mempertahankan Kemerdekaan

- 2 November 2020, 14:07 WIB
Hari Pahlawan, 10 November 2020
Hari Pahlawan, 10 November 2020 /

Kejadian itu memicu anggapan pihak Inggris, bahwa tewasnya Brigjen Mallaby karena lemparan granat dari pihak Indonesia sehingga Jenderal Christison selaku Komandan Angkatan Perang Inggris di Indonesia mengecam keras peristiwa itu.

Di samping itu, Kapten Shaw mengancam untuk membalas dengan seluruh kekuatan Kerajaan Inggris, baik laut, darat, dan udara. Sebagai Panglima AFNEI, Christison memperingatkan agar rakyat Surabaya menyerah, apabila tidak mereka akan dihancur leburkan

Hal ini mendapat reaksi dari Kontak Biro Indonesia yang mengumumkan, bahwa kematian Mallaby adalah akibat kecelakaan, tidak dapat dipastikan apakah akibat tembakan rakyat atau tembakan tentaranya sendiri.

Untuk mengantisipasi balasan Inggris, maka rakyat Surabaya dilatih mempergunakan senjata dan granat tangan. Apalagi rakyat mengetahui bahwa Tentara Inggris membawa pasukan Belanda ke dalam kota secara diam-diam.

Kematian Mallaby

Dengan demikian rakyat menganggap Inggris melindungi dan membantu Belanda untuk menjajah kembali. Hal ini menyebabkan semakin berkobarnya semangat rakyat. Di seluruh kota pemuda dan TKR mempersiapkan diri untuk pertempuran.

Baca Juga: Puluhan Rumah yang Diterjang Angin Kencang Sudah Diperbaiki Para Pemiliknya

Sesudah kematian Mallaby pihak Inggris mendatangkan pasukan baru di bawah pimpinan Mayor Jenderal E.C Mansergh. Pada tanggal 7 November, Mansergh mengirim surat yang isinya menyatakan Gubernur Soeryo tidak mampu menguasai keadaan, seluruh kota telah dikuasai para perampok (Nasution: 1977).

Kemudian tanggal 8 November surat kembali dikirim, adapun isi surat berupa ancaman serius dari pihak sekutu yang berniat menggempur seluruh Surabaya. Surat-surat tersebut kemudian dibalas Soeryo pada tanggal 9 November, akan tetapi tidak sampai kepada sekutu.

Hal itu mendorong sekutu untuk mengeluarkan ultimatum yang isinya memerintahkan orang-orang Indonesia untuk meletakkan bendera merah putih di atas tanah dan para pemuda harus menghadap dengan “angkat tangan” dan dituntut untuk bersedia menandatangani surat menyerah tanpa syarat.

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x