Belasan Rumah di Tasikmalaya Warga Retak-retak Akibat Pergerakan Tanah

22 Januari 2021, 19:06 WIB
Belasan rumah warga di Kampung Babakan Manggu, Kecamatan Puspahiang, mengalami retak-retak akibat pergerakan tanah. /Septian Danardi/

GALAMEDIA - Pergerakan tanah kembali terjadi di Kampung Babakanmanggu RT 15 RW 04, Desa Puspajaya, Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat 22 Januari 2021.

Akibat pergerakan tersebut belasan rumah warga terancam. Sehingga berdampak terhadap kecemasan dan kekhawatiran warga akan ambruknya rumah mereka jika tanah terus bergerak yang mengakibatkan retakan terus melebar.

Salah satu warga terdampak Idi (45) mengungkapkan, dindin dan lantai rumah miliknya mulai mengalami retak-retak. Diduga akibat pondasi tanah rumah miliknya itu mengalami pergerakan. Sebab, retakan tanah terlihat mulai menganga yang mengarah ke halaman rumah.

Baca Juga: Innalillahi Wa Inna Illaihi Rojiun, Rieke Diah Pitaloka Tiba-tiba Kabarkan Berita Duka

Selain itu, garis retakan tersebut memanjang hingga puluhan meter sampai ke area pesawahan milik warga. Kondis seperti itu terjadi sejak beberapa hari terakhir ini akibat hujan deras dengan intensitas tinggi yang kerap mengguyur kawasan tersebut.

"Retakan tanah terus melebar, mungkin karena tergerus air hujan yang sangat deras sejak dalam tiga bulan ini," katanya sambil memperlihatkan retakan lantai rumahnya.

Hal senada juga diungkapkan warga terdampak lainya, Engkos (41). Retakan pondasi tanah rumah miliknya semakin melebar sejak terjadi awal pergerakan tanah beberapa hari lalu. Meski tidak terjadi longsor, namun dirinya merasakan kekhawatiran akan terus melebar sehingga rumahnya ambruk.

Baca Juga: Hasilnya Dinilai Belum Maksimal, Pemkot Cimahi Bakal Perpanjang PPKM

"Memang belum terjadi longsor atau rumah ambruk, tapi saat retakan semakin terlihat melebar, rasa was-was mulai hinggap kepada kami. Sehingga jika terjadi hujan deras, apalagi hujannya lama, takut akan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan," katanya.

Dikatakanya, kondisi kontur tanah di wilayah tempat tinggalnya memang labil. Meski demikian warga terpaksa tetap menempati areal tersebut. Dikarenakan tidak memiliki tanah selain dilokasi tersebut.

Kondisi seperti ini sudah dilaporkan kepada aparat Pemerintahan setempat. Tapi belum ada tenggapan apapun.

Baca Juga: Loyalis Amin Rais Terancam 15 Tahun Bui, Cabuli Anak Kandung Saat Istrinya Sakit Covid-19

"Kami mengetahui kondisi tanah yanh labil membahayakan keselamatan jika dijadikan lokasi tempat tinggal. Akan tetapi, harus kemana, hanya ini yang kami miliki dan untuk menggarap sawah pun tidak harus jauh," katanya.

Sementara Danramil 1220/Salawu Kapten Cba Lulus R mengatakan, dari keterangan warga diketahui adanya kejadian tanah bergerak di Kampung Babakan Manggu itu sekitar pukul 05.45 WIB. Diakibatkan hujan terus menerus dengan durasi yang lama.

Dikatakanya, tanah dikawasan tersebut labil dan berdasarkan dari data, dilokasi yang sama terjadi tanah retak pada 30 tahun yang lalu. Ini dimungkinkan kontur tanah yang labil.

Baca Juga: Ini Persyaratan Pasien yang Bisa Dirawat di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet

Saat ini, pihaknya sudah mendata ada sekitar 13 rumah warga di Kampung Babakan Manggu RT 15 RW 04 Desa Puspajaya yang terancam akibat pergerakan tanah, yakni rumah Idi, Rukhimat, Bulloh, Mail, Ayo, Ny. Erus, Warda, Idan, Engkos, Ny Cicih, Iko, Ny. Wartini dan Taryana.***

 

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler