500 Kematian Per Hari Akibat Covid-19 Mengancam Indonesia di Februari 2021

30 Januari 2021, 20:10 WIB
Petugas mengangkut jenazah Covid-19. /Humas Setda Kota Bandung/

GALAMEDIA - Ancaman 500 kasus kematian harian akibat Covid-19 pada bulan Februari menghantui Indonesia.

Hal itu tak lepas seiring banyaknya bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

Prediksi disampaikan anggota Tim Pakar ULM untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D.

Baca Juga: Jika Abu Janda Tidak Tertangkap, Ketua KNPI Haris Pertama Akan Mundur

Baca Juga: Covid RI Sabtu 30 Januari 2021 Bertambah 14.518, Jabar Penyumbang Terbanyak dengan 4.601 Kasus

Ia mengatakan bencana alam yang kini melanda berbagai daerah di Indonesia berpotensi menimbulkan klaster penyebaran Covid-19 dari pengungsian.

"Masyarakat kesulitan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan kebersihan. Jika pemerintah tidak cepat mendeteksi maka klaster pengungsian menjadi sumber ledakan baru pada Februari 2021," tutur Hidayatullah di Banjarmasin, Sabtu, 30 Januari 2021.

Begitu pula keterlambatan dalam melakukan perawatan terhadap pengungsi dengan gejala berat. Hal itu diprediksi dapat menyebabkan lonjakan kasus kematian khususnya di daerah bencana yang infrastruktur kesehatannya mengalami kerusakan.

Baca Juga: Petani Ubi Cilembu Sumringah Dapat Kucuran KUR dari BNI Cabang Sumedang di Tengah Pandemi Covid-19

Indikator lain yang menggambarkan ledakan Covid-19, lanjutnya, yaitu jumlah kasus konfirmasi baru sepanjang 1-29 Januari sudah menembus 300 ribu kasus. Adapun jumlah pasien yang masih dalam status perawatan sebanyak 170 ribu kasus.

Ironisnya, ledakan kasus Covid-19 terjadi di tengah pelaksanaan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak 11-25 Januari 2021.

Untuk itulah, Muttaqin menilai strategi penanganan pandemi dengan menerapkan PPKM kurang efektif. Di satu sisi tidak dapat menahan laju pertumbuhan kasus konfirmasi dan kematian, di sisi lain PPKM berdampak negatif terhadap perekonomian.

Baca Juga: Kunjungi Rabithah Alawiyah, Kapolri di Hadapan Habib Zen Umar Smith: Ulama dan Umara Harus Bersinergi

Dikutip dari Antara, Muttaqin menyarankan agar pemerintah mengadopsi kebijakan "lockdown" semacam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang lebih ketat secara nasional dan menyeluruh dengan persiapan yang matang dan terukur.

Tujuan untuk memutus rantai penularan dengan memaksa penduduk untuk tinggal di rumahnya masing-masing. Sebab laju penularan Covid-19 sangat bergantung pada laju mobilitas dan interaksi fisik manusia.

"China dan Vietnam merupakan contoh sukses negara yang efektif mengendalikan pandemi dengan 'lockdown' dan perekonomiannya tumbuh positif," tandasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler