KNKT Bongkar Fakta Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 181 Berdasarkan Kotak Hitam, Simak Penjelasannya

3 Februari 2021, 15:17 WIB
Presiden Jokowi meninjau puing pesawat Sriwijaya Air di Tanjungpriok, Rabu 20 Januari 2021 sekaligus menghadiri penyerahan santunan kepada ahli waris korban Sriwijaya Air SJ-182. /Setkab/

GALAMEDIA - Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 disebut-sebut mengalami "full stall" saat jatuh ke perairan di Kepulauan Seribu, 9 Januari 2021.

Namun Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono membantahnya dan membongkar fakta jatuhnya pesawat nahas tersebut berdasarkan data kotak hitam.

Sebelumnya, dugaan jatuhnya pesawat akibat "full stall" ramai diperbincangkan oleh di media sosial, terutama Youtube.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 3 Februari 2021: Michelle Yakin Andin Tak Membunuh Roy, Anting Jadi Petunjuk Penting

"Ada dua media sosial yang mengatakan ada kejanggalan pada pukul 7.40 UTC (14.40 WIB) pesawat Boeing 737 dengan kecepatan 115 knot secara teoretikal itu sudah 'stall' jadi 'moment of truth' pesawat ini sudah 'stall'. Hal ini tidak benar," jelas Soerjanto.

Ia menyampaikan hal itu dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021.

Tak cuma itu, Soerjanto juga menyinggung adanya pernyataan lain di media sosial menyebutkan bahwa berdasarkan "ground speed" 115 knots ini indikasi keras bahwa pesawat terkena full stall dan akan sulit di-recover dengan ketinggian seperti itu.

Baca Juga: Serangan Bom Berbobot 1 Ton Terjadi di Pasar Kota Baghdad Irak, 135 Nyawa Melayang pada 3 Februari 2007

Dikutip dari Antara, Soerjanto menjelaskan data kotak hitam Flight Data Recorder (FDR) menunjukkan sejak ketinggian berkurang, kecepatan pesawat bertambah.

Sedangkan kecepatan 115 knots di data flightradar.24 merupakan ground speed.

Temuan awal, lanjutnya, menunjukkan puing pesawat tipe Boeing 737-500 tersebar di lebar 80 meter, panjang 110 meter kedalaman 16-23 meter.

Di mana beberapa bagian mewakili seluruh bagian di depan hingga belakang.

"Pesawat ini tidak mengalami ledakan sebelum membentur air. Pesawat secara utuh membentur air, tidak ada pecah di udara," ujar dia.

Baca Juga: Gempa Bumi Guncang Cilacap, Getaran Terasa Hingga Pangandaran dan Ciamis

Selain itu, tambahnya, mesin di turbin masih dalam keadaan hidup, kondisinya rontok ada indikasi masih berputar ketika membentur air.

KNKT telah mengunduh data kotak hitam "Flight Data Recorder" pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sejak ditemukan pada 13 Januari 2021.

Terdapat 370 parameter dan semua dalam kondisi baik. Sebelum pengunduhan data, perlu ada perlakuan (treatment) khusus yang harus dilakukan.

KNKT menyatakan sistem pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih berfungsi dan mampu mengirim data sebelum jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB.

Baca Juga: Sindir Moeldoko Soal Isu Kudeta, Politisi Partai Demokrat: Gak Usah Belah Bambu Merebut Partai Kami

KNKT telah mengumpulkan data radar ADS-B dari Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia).

Dari data tersebut, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah barat laut.

Kemudian pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki, tercatat pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat pada ketinggian 250 kaki.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler