Disinggung Soal Pemilu, Politisi PKS: Membuat Lima Tahun dengan Tiga Kali Pemilu

15 Februari 2021, 20:51 WIB
Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKS, Mardani Ali Sera./ /Fraksi PKS


GALAMEDIA – Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera menilai, partai politik dapat dikatakan baik jika banyak berinteraksi dan paling terhubung dengan masyarakat.

"Partai yang baik itu partai yang banyak berinteraksi dan paling terhubung dengan masyarakat," ujar Mardani dalam video cuplikan yang dikutip Galamedia dari akun Twitter pribadinya, @MardaniAliSera, 15 Februari 2021.

Baca Juga: September 2020 Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Mencapai 27,55 Juta Orang

Selain itu, Mardani juga mengungkapkan jika rentang Pemilihan Umum (Pemilu) ke Pemilu selanjutnya itu dapat menimbulkan oligarki bagi partai politik yang kuat.

"Kalau lima tahun berarti cuman sekali interaksinya," ujar Mardani.

"Katakan satu tahun saja, maka tahun-tahun berikutnya akan ada jarak. Ini membuat oligarki di partai politik yang kuat," ujarnya menambahkan.

Mardani mengimbau agar Pemilu dapat dilaksanakan sebanyak tiga kali dalam kurun waktu lima tahun.

Baca Juga: Setelah PPnBM 0 Persen, Ini Harga Mobil 2021 Mulai Dari Avanza, Xenia, Ertiga, XL 7, Br-V Hingga Livina

Menurutnya, hal tersebut dapat dilakukan agar interaksi antara partai dengan rakyat akan semakin kuat.

"Dengan kita membuat lima tahun dengan tiga kali pemilu, maka interaksi antara partai dengan rakyat kian menguat," ujar Mardani.

Oleh karena itu, Mardani menilai jika penerapan teknologi dalam Pemilu itu mutlak dilakukan.

Namun, penerapannya harus tetap mempertimbangkan keamanan sistem dan transparansi.

Hal tersebut dilakukan demi keberlangsungan Pemilu yang berkualitas.

Baca Juga: Hari Single Sedunia, Saatnya Apresiasi Dirimu

"Penerapan teknologi dalam pemilu mutlak diperlukan. Dengan tetap mempertimbangkan keamanan sistem dan transparansi, ini akan membantu proses pemilu yang berkualitas," ujar Mardani dalam akun Twitter pribadinya, @MardaniAliSera.

"Contohnya seperti E-counting," ujarnya menambahkan.

Mardani menilai jika teknologi ini dapat mengakibatkan biaya tahapan pencocokan dan penelitian (coklit) menjadi semakin murah.

"Teknologi ini bisa membuat murah untuk coklit," ujar Mardani.

Mardani mengungkapkan jika tahapan coklit dapat menghabiskan dana hampir Rp 400 miliar.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler