Fahri Hamzah Tanggapi Polemik KLB Demokrat, Kudeta Biasanya Berakhir Kudeta

7 Maret 2021, 17:13 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia , Fahri Hamzah. //instagram.com/ @fahrihamzah

GALAMEDIA - Sejumlah pihak tengah menyoroti perihal adanya gerakan kudeta Partai Demokrat.

Kisruh di internal Partai Demokrat ini pun semakin memanas setelah pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB), pada Jumat, 5 Maret 2021, di Deli Serdang, Sumatera Utara.

Usai melaksanakan Kongres Luar Biasa tersebut, akhirnya menetapkan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum.

Baca Juga: Kaesang Ditagih Kembalikan Mobil oleh Ibunda Felicia, Gus Umar: Saya Yakin Anak Presiden Gak Semiskin Itu

Di tengah gejolak ini, sejumlah kader Demokrat utamanya yang berada di barisan AHY mengecam pelaksanaan KLB itu karena dinilai ilegal dan tidak sesuai aturan partai.

Sebelumnya, selain menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum dalam KLB Demokrat itu ikut pula memutuskan Marzuki Alie sebagai Ketua Dewan Pembina Partai.

Melihat hal tersebut, Fahri Hamzah turut memberikan pandangannya terkait adanya gerakan kudeta Demokrat yang kini menjadi perhatian berbagai kalangan itu.

Baca Juga: Moeldoko Jadi Ketum Demokrat Versi KLB, Rocky Gerung: Jadi Disahkan Saja!

Melalui akun Twitter-nya, Fahri Hamzah terlihat menyinggung soal kemungkinan adanya pembalasan dari sebuah gerakan kudeta.

"Kudeta biasanya berakhir kudeta," tulisnya dilansir Galamedia dari akun Twitter @Fahrihamzah, pada Minggu 7 Maret 2021.

Dalam unggahan yang lain Fahri Hamzah berharap kejadian kudeta Demokrat dapat menjadi bahan evaluasi tentang peran dari sebuah partai politik.

Baca Juga: Lima Tahun Menikah Tak Pernah Bantu Istri di Rumah, Pengadilan Wajibkan Suami Bayar Kompensasi Rp 109 Juta

Fahri Hamzah yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Partai Gelora (Gelombang Rakyat Indonesia) memandang bila setiap partai politik hanya sibuk dengan internal maka akan ada kiritkan dari rakyat sendiri.

"Kasus yang terjadi pada Partai Demokrat ini harus menjadi momentum evaluasi total tentang peran partai politik ke depan. Karena parpol semakin sibuk dengan dirinya sendiri menyeret organisasi negara sibuk dengan dirinya sendiri. Rakyat bertanya, 'kami diurus siapa?'." jelasnya***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler