Gibran Didorong Menjadi Ketum KNPI, Rocky Gerung: Dari Ketum KNPI Selanjutnya Dicalonkan Jadi Gubernur

15 Maret 2021, 15:40 WIB
Rocky Gerung /Dok PRMN/


GALAMEDIA - Ahli filsuf sekaligus pengamatan politik Rocky Gerung, menanggapi isu tentang Gibran Rakabuming yang didorong untuk menjadi ketua umum (Ketum) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), serta dikaitkan dengan Jokowi yang ingin menjabat tiga periode sebagai presiden Republik Indonesia (RI).

Dilansir Galamedia dari video Youtube Rocky Gerung Official pada Senin, 15 Maret 2021, Berikut adalah tanggapan Rocky Gerung terkait isu tersebut:

Rocky Gerung mengawali tanggapannya dengan menjelaskan mengenai KNPI.

Rocky Gerung menuturkan, bahwa sejak zaman Orde Baru Indonesia menolak adanya KNPI.

KNPI mendapatkan penolakan di Indonesia pada waktu itu, disebabkan karena KNPI merupakan cabang dari partai Golongan Karya (Golkar) yang bersifat tidak independen.

Baca Juga: Moeldoko Disebut Sowan ke Megawati: Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Protes Keras, Andi Arief, 'Semua Ngerti Ini'

"Sebetulnya Dari dulu pada zaman orde baru, kita anti KNPI, karena itu adalah underbow dari Golkar," ujar Rocky Gerung.

KNPI dibuat seolah-olah sedikit beradab dalam Demokrasi pada zaman Reformasi. Hal tersebut ditunjukan dengan penggantian sistem berdirinya organisasi KNPI, dari organisasi underbow sebuah partai menjadi organisasi yang berdiri secara independen.

"Reformasi membuat KNPI seolah-olah menjadi sedikit beradab dalam demokrasi itu, sehingga dia jadi independen," tambah Rocky Gerung.

Kemudian terkait dengan dorongan KNPI DKI Jakarta yang mendorong Gibran Rakabuming menjadi ketum KNPI, Rocky Gerung mempertanyakan hubungan yang terbentuk dari kedua belah pihak tersebut.

Lantas Rocky Gerung pun mempunyai dua sudut pandang menanggapi hal tersebut, yang pertama mengenai urusan uang, dan yang kedua mengenai percobaan KNPI terhadap potensi yang dimiliki oleh Gibran.

Baca Juga: Tjahjo Kumolo Sebut Amien Rais Jumpalitan karena Tuduh Jokowi Mau 3 Periode  

"Tentu dibelakang itu cuma ada dua soal, yang pertama urusan uang atau urusan percobaan untuk melihat potensi," ujar Rocky Gerung.

"Sekarang tinggal dicari sebetulnya dasarnya apa," tambahnya.

Jika suatu saat Gibran tiba-tiba menjadi ketua KNPI, Rocky Gerung menilai hal tersebut sama dengan peristiwa Moeldoko yang tiba-tiba menjadi ketua Demokrat dalam skala mikro.

Rocky Gerung juga melihat bahwa ada rencana besar dibalik Gibran yang ingin dicalonkan sebagai ketum KNPI.

Rocky Gerung menilai hal tersebut merupakan sebuah strategi politik, untuk membuat eksis nama seseorang hingga pemilu 2024.

Rocky Gerung menilai, menjadi ketum KNPI merupakan salah satu batu loncatan bagi Gibran, untuk mencalonkan diri selanjutnya menjadi Gubernur.

Baca Juga: Tanggapi Amien Rais Terkait 3 Periode, Tjahjo Kumolo: Saya Yakin, Presiden Tak Akan Terjebak Manuver Murahan

"Ada desain besar untuk tetap mempertahankan nama seseorang beredar sampai 2024, lalu tiba-tiba dari ketua KNPI selanjutnya dicalonkan sebagai Gubernur," ungkap Rocky Gerung.

Selain itu Rocky Gerung juga menilai, bahwa strategi itu merupakan sebuah usaha untuk menghilangkan kesan kedinastian dari seseorang yang ingin mengangkat anaknya menjadi pejabat publik.

"Itu langgam yang sempurna dari seseorang yang ingin mempertahankan Kedinastian," ujar Rocky Gerung.

Baca Juga: Ramai Wacana Presiden 3 Periode, Haikal Hassan: Beliau Belum Tentu Mau, Yang Nafsu Para Penjilatnya

"Tetapi kan gak mau disebut dinasti, maka dicari cara muter kiri muter kanan," tambahnya.***

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler